Frank Ribery sudah mengalaminya saat memperkuat Prancis di Piala Dunia 2006 di Jerman. Ribery yang saat itu akan memulai pertandingan, seperti biasanya menengadahkan tangan untuk berdoa. Para penonton yang melihat tindakan Ribery itu spontan kaget dan langsung mencemoohnya.
Namun, cemoohan itu dijawabnya dengan penampilan yang bagus di atas lapangan. Penonton pun berdecak kagum melihat keahliannya mengolah si kulit bundar dan lupa mencemooh pemain yang memeluk Islam setelah menikah dengan perempuan Muslim itu.
“Keimanan adalah perkara pribadi saya, dan hal itu tak perlu dipublikasi,” ujar Ribery.
Sebelumnya, Zinedine Zidane lebih dulu membungkam isu-isu rasis dan kebencian terhadap Islam dengan jasanya memimpin skuad Prancis menjadi juara dunia.
Namun, tak semua seberuntung Ribery dan Zidane. Mutiu Adepoju, misalnya, terpaksa “menyerah“ atas tekanan klubnya, Racing Santander. Mantan pemain Timnas Nigeria ini selalu mendapatkan pengalaman yang kurang mengenakkan dari klub La Liga itu.
Kala itu Adepoju yang ingin menjalankan ibadah puasa secara taat di Bulan Ramadan, namun dia langsung mendapatkan ancaman dari klubnya: dia akan diistirahatkan selama bulan puasa. Dan ancaman itulah yang membuat Adepoju memutuskan tidak melanjutkan puasanya dan menggantinya di bulan lain yang sepi pertandingan.
Sikap “akomodatif“ –sebagian menyebutnya “menyerah“— ditunjukkan sejumlah ulama di Jerman. Mereka mengeluarkan fatwa bahwa selama Ramadan ini pemain sepakbola Muslim diperbolehkan tidak menjalankan ibadah puasa dan menggantinya di lain waktu. Alasannya, para pemain itu harus memenuhi ikatan kontraknya dengan klub, sementara memenuhi kontrak (janji) dan bekerja untuk mencari nafkah, adalah wajib.
Oktober lalu, salah satu klub di Divisi II Liga Jerman, FSV Frankfurt, melarang pemain muslimnya menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan ini. Mereka tak ingin penampilan pemainnya menurun karena berpuasa. “Kami sangat berharap dan menyambut baik keputusan yang mengizinkan pemain menunjukkan profesionalitasnya sebagai seorang atlet,” ujar Bernd Reising, Chief Ekskutif FSV Frankfurt.
Pernyataan bahwa berpuasa menyebabkan buruknya penampilan seorang pemain dan itu berarti melanggar kontrak kerja, inilah yang menjadi dasar sejumlah ulama Jerman memfatwakan boleh mengganti kewajiban puasa Ramadan di lain waktu.
Jerman sendiri sebenarnya memiliki populasi muslim yang cukup banyak, sekitar 3,5%, terutama berkat aliran masuk imigran Turki. Di negara ini sejumlah pemain top merumput, seperti Franck “Bilal” Ribery yang membela Bayern Muenchen, juga dua pemain Turki bersaudara, Hamit dan Halil Altintop yang masing-masing membela Bayern Muenchen dan Eintracht Frankfurt. Selain itu, ada juga pemain timnas Belanda, Khalid Boulahrouz yang membela Stuttgart dan pemain Bosnia, Vedad Ibisevic yang main untuk 1899 Hoffenheim.
Di antara negara-negara Eropa, Inggris menjadi yang terbanyak dihuni pemain top muslim. Sebut saja pemain Timnas Belanda, Robin Van Persie yang merumput untuk Arsenal, Nicolas Anelka (Prancis) dan Salomon Kalou (Pantai Gading), juga ada dua bersaudara Kolo Toure dan Yaya Toure (Pantai Gading) yang merumput di Manchester City.
Untuk klub, Arsenal mendudukkan diri sebagai klub yang memiliki pemain Muslim terbanyak. Nama-nama seperti Robin Van Persie, Samir Nasri, Abou Diaby, Bacary Sagna, Emmanuel Eboue, dan Marouane Chamakh, semuanya berkostum Arsenal.
LIHAT JUGA :
» JADWAL dan HASIL LIGA CHAMPION EROPA 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA INGGRIS 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA SPANYOL 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA ITALIA 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA JERMAN 2010-2011
PELUANG USAHA :
Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey