Selamat Datang di Viva Persik
Info Seputar Kediri dan sekitarnya, Persik Kediri dan Persikmania

Persik Kediri Degradasi ke Liga Nusantara ?

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Kompetisi Divisi Utama musim 2015, bakal diikuti sebanyak 55 peserta dan dimulai pada 26 April mendatang. Namun, tidak akan diikuti Persik Kediri dan Persiwa Wamena.

Karena itu, keduanya terus berjuang supaya tidak terdegradasi dan bisa tetap berlaga di Divisi Utama. Terlebih, Persik dan Persiwa jika sebenarnya merupakan peserta Indonesia Super League (QNB League) musim ini.

"Dua klub tersebut seharusnya degradasi dari Divisi Utama. Namun, ada permohonan dari Kediri dan Wamena untuk tidak terdegradasi dari DU musim depan, karena mereka sebenarnya peserta ISL. Jadi semestinya, mereka musim ini tidak ikut kompetisi di ISL dan akan terdegradasi ke DU musim depan," ujar CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono

"Itu bukan domain kami untuk menjawab, itu domain PSSI. Kalau PT Liga, mereka terdegradasi dari DU untuk musim depan. Karena, mereka sudah valid untuk peserta Divisi Utama musim ini, tapi mundur dan harus terdegradasi dari Divisi Utama lagi," pungka Jokdri.

(sumber: bola.net)
Baca Selengkapnya ...

Tantang FIFA, Malapetaka Sepakbola Indonesia

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Ketua Kehormatan PSSI, Agum Gumelar, mengatakan malapeta jika sampai FIFA menjatuhkan sanksi terhadap sepakbola nasional, terkait penghentian kompetisi oleh Menpora dan komentar BOPI yang terus ‘menantang’.

Agum yang juga mantan Ketua Umum PSSI mengaku prihatin terhadap kondisi sepakbola Indonesia belakangan ini. Apalagi jika terkait dengan penyelenggaraan kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang akhirnya dihentikan sementara.

Penghentian kompetisi atas usulan dari PT Liga Indonesia usai bertemu dengan perwakilan klub beberapa waktu lalu karena kemungkinan adanya permasalahan antara PSSI dengan pemerintah.

Sebelum kompetisi diberhentikan, PSSI sempat mendapat surat teguran dari Kemenpora. Surat meminta PSSI agar manajemen Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya mengikuti keputusan BOPI, yang merekomendasi kedua klub tak tampil di kompetisi tertinggi karena persoalan internal mereka yang belum selesai.

Menurut Agum, dirinya sangat berharap jangan ada lagi komentar Menpora juga BOPI yang seakan menantang dan memanasi FIFA. Sebab jika itu akan terus berlangsung tak menutup kemungkinan FIFA secara tegas akan menjatuhkan sanksi terhadap PSSI.

“Jangan ada lagi komentar menantang atau ancaman. Sebab jika FIFA sampai menjatuhkan sanksi kepada PSSI maka malapetaka besar persepakbolaan Indonesia,” ucap Agum.

Agum mengatakan seharusnya hubungan PSSI dan pemerintah itu adalah mitra, bukan atas dan bawahan seperti yang terkesan belakangan ini.

“Saya prihatin, pemerintah seharusnya menjadi mitra PSSI. PSSI bukan bawahan pemerintah. Jadi harusnya ada jalan keluar yang elegan jika mereka mau duduk bersama dengan jiwa kemitraan,” kata Agum dalam diskusi ‘Menakar Calon Ketua Umum PSSI yang Kapabel’, di Gedung Serbaguna Kompleks Gelora Bung Karno.
Baca Selengkapnya ...

Resahkan Warga Malang, Menpora dan BOPI Dikecam

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Ribuan suporter Arema Cronus, yakni Aremania, menggelar demo di gedung DPRD Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (13/4/2015). Mereka mengecam dan menolak keputusan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan Menpora soal Arema Cronus dan Persebaya yang tidak direkomendasikan untuk berlaga di kompetisi Qatar Nasional Bank League (QNB League) 2015.

Peserta aksi bergerak mulai dari depan Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Dari Stadion, bergerak ke gedung DPRD Kabupaten Malang. Aneka poster kecamatan kepada BOPI dan Menpora yang dibentangkan Aremania.

Sebelum menyampaikan aspirasi secara resmi kepada DPRD Kabupaten Malang, perwakilan Aremania berorasi secara bergantian. Dalam orasinya, salah satu perwakilan Aremania menyampakan penolakannya kepada keputusan BOPI dan Menpora yang melarang Arema Cronus dan Persebaya mengikuti kompetisi QNB League 2015.

"Siapa pun yang menghancurkan dan melarang Arema berkompetisi di QNB League jelas telah menyakiti hati rakyat Malang. Dan siapapun yang menyakiti warga Malang, jelas adalah musuh kita semua. Arema itu milik warga Malang dan bahkan milik seluruh rakyat Indonesia," teriaknya.

Setelah orasi perwakilan dari Aremania langsung menemui anggota DPRD Kabupaten Malang. Di gedung DPRD Kabupaten Malang, perwakilan Aremania ditemui oleh Ketua Fraksi PDIP Budi Kriswiyanto dan beberapa anggota dewan dari PDIP lainnya, serta anggota dewan dari fraksi PKB, Abu Hanif.

Di depan anggota DPRD Kabupaten Malang, Suparno, Perwakilan Aremania dari Karangkates, Kabupaten Malang menyampaikan, pernyataan sikap Aremania.

"Aremania secara tegas menolak keputusan BOPI dan Menpora. Karena, keputusan BOPI dan Menpora sudah jelas juga ditolak oleh FIFA, PSSI dan PT Liga Indonesia," kata Suparno.

Selama ini, lanjutnya, pihak manajemen Arema sudah beritikad baik untuk memperbaiki apa yang menjadi keinginan BOPI dan Menpora.

"Tapi BOPI dan Menpora tetap menolak. Hal itu jelas bentuk pendzaliman bagi Arema dan Aremania," jelasnya.

Dia menegaskan bahwa Arema adalah kebanggaan warga Malang.

"Aremania dan warga Malang, solid mendukung Arema tetap berkompetisi di ISL (QNB League). Aremania juga mendukung langkah PSSI yang akan melakukan gugatan kepada Menpora dan BOPI," tegasnya.

Apabila Menpora tidak segera mencabut keputusannya, lanjutnya, Aremania akan meminta Menpora mundur dari kursi Menpora.

"Kami juga meminta pihak kepolisian harus mendukung pengamanan di setiap pertandingan Arema, baik kandang maupun tandang," harapnya.

Selain itu, pihaknya juga berharap pihak Manajemen Arema Cronus terus melakukan merekonsiliasi dan perbaikan serta menyelesaikan konflik yang ada di manajemen Arema.

"Aremania akan tetap bersatu menolak keputusan BOPI dan Menpora. Aspirasi ini, adalah kesepakatan Aremania se-jagad raya," katanya.

Sementara itu, Ketua Fraksi PDI-P, Budi Kriswiyanto dan seluruh anggota dewan yang hadir menyetujui aspirasi Aremania. Seluruh perwakilan dari DPRD Kabupaten Malang menandatangani aspirasi dari Aremania dan langsung mengirimkannya ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui fax sesuai permintaan Aremania.

"DPRD Kabupaten Malang secara resmi menyetujui apa yang dituntut Aremania. Kami siap tanda tangan. Karena keputusan BOPI dan Menpora jelas sudah meresahkan warga Malang dan membuat warga Malang merugi dalam hal ekonomi. Karena dengan dilarangnya Arema berkompetisi, banyak usaha warga Malang yang merugi," katanya.

(kompas.com)
Baca Selengkapnya ...

BOPI Harus Mengayomi, Bukan Menghakimi

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Anggota Komisi X DPR RI, Moreno Soeprapto, menyarankan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menjadi pendamping bagi klub-klub Indonesia Super League (ISL), bukan malah jadi ‘hakim’ yang merongrong dunia pesepakbolaan nasional.

"Sarannya itu (BOPI) lebih kepada pendamping dan tujuannya mulia supaya liga ini lebih baik," ujar Moreno, Minggu 15 Maret 2015.

Salah satu cara untuk mendampingi, adalah mengajarkan kepada klub bagaimana cara penyusunan laporan pajak pemain. "Tentang isu mengenai pajak, kirimlah (orang BOPI), ajarkan setiap klub itu bagaimana menyusun pajak," tegasnya.

Begitu juga dengan persoalan lain yang dipermasalahkan BOPI. Jangan sampai klub dihakimi tanpa diberi solusi dan diajarkan cara mengatasi persoalan.

Ia berharap, BOPI tidak campur tangan jauh melebihi kewenangannya. Apalagi jika ISL sampai terhenti. "Kepentingan nasionalnya jangan sampai liga kita terobok-obok. Jangan sampai liga kita terganggu," jelasnya.

Jika liga diundur lagi, bahkan sampai dihentikan, ia khawatir FIFA akan memberi sanksi bagi Indonesia. "Kalau itu terjadi yang rugi banyak, pemain, klub, masyarakat," tutur mantan pembalap tersebut.

Ia pun berharap tak ada konflik kepentingan apalagi politik dalam kekisruhan pesepakbolaan Indonesia. "Urusan politik atau konflik jangan sampai dampaknya ke liga. Sportif-lah, jangan sampai liga itu terhenti," tandas Moreno.

(sumber: Okezone.com)
Baca Selengkapnya ...

Persik Masih Terganjal Legalitas dan Financial

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Langkah Persik Kediri mengikuti kompetisi Divisi Utama belum sepenuhnya aman. Rencananya, akhir Maret ini kontestan kompetisi kasta kedua bakal menjalani verifikasi sebelum dinyatakan layak bertarung, walau jadwal kompetisi level ini belum ditentukan.
Dengan demikian Persik akan menjalani dua verifikasi, setelah sebelumnya tersungkur di verifikasi level Indonesia Super League (ISL). Lantas, setelah gagal berjibaku di ISL, akankah tim berjuluk Macan Putih bakal lebih mudah dalam verifikasi Divisi Utama?

Belum tentu. Persik masih memiliki beberapa problem yang berpotensi besar menjadi ganjalan dalam verifikasi nanti. Salah satunya dan paling fundamental adalah aspek finansial. Sejauh ini Persik belum memiliki sumber dana alias sponsor yang pasti.

Sebelumnya memang ada niatan dari PT. Gudang Garam untuk memberikan bantuan kepada Macan Putih. Juga ada dana patungan dari suporter Persikmania. Namun hingga saat ini belum jelas bagaimana nasib dua sumber dana tersebut.

Ditelisik lebih jauh, Persik juga kurang lengkap dalam aspek legal atau dokumen klub. Selama ini pengelola tim kebanggaan Kota Tahu tercatat atas nama PT. Bola Mandiri. Namun nama tersebut tidak tercantum dalam situs Departemen Hukum dan HAM (Depkumham).

Belum ada statemen dari manajemen terkait persoalan tersebut. Salah satu sumber di internal Persik hanya mengakui masih ada persoalan dalam finansial dan legal saat verifikasi nanti. "Memang masih ada masalah. Paling utama jelas finansial," kata sumber tersebut.

Jika kembali gagal verifikasi, maka bakal sangat memalukan bagi Persik Kediri dan tentunya semakin membuat Persikmania marah. Setelah gagal verifikasi ISL saja sebagian besar suporter sudah menuding manajemen kurang serius dalam pengelolaan tim.

Kerugian lain adalah tidak jelasnya nasib tim yang sudah dibangun kembali oleh pelatih Agus Yuwono. Persik pernah mengalami pembubaran tim dan staf kepelatihan Macan Putih harus memunguti puing-puing hingga kini mulai terbentuk lagi. Disinggung peluang Persik lolos verifikasi, Agus Yuwono menolak berkomentar soal itu.

"Tugas saya membentuk tim dan mempersiapkan kekuatan untuk Divisi Utama. Untuk verifikasi itu wewenang manajemen. Saya tetap berpikir Persik akan bermain di Divisi Utama," jelas Agus.

(sumber:Koran Sindo)
Baca Selengkapnya ...

Anggota BOPI untuk ISL Pernah Palsukan Dokumen

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Tim verifikasi BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) dipercaya untuk “menguliti” klub-klub Indonesia Super League sebelum bisa tampil di kompetisi tahun ini. Ironisnya, mereka yang dipercaya menjadi anggota tim verifikasi BOPI adalah wajah-wajah yang sesungguhnya tak asing dalam persepakbolaan Indonesia dan pernah punya catatan buruk.

Sejumlah nama di tim verifkasi BOPI pernah masuk dalam struktur kepengurusan PSSI ketika Djohar Arifin Husin baru ditunjuk sebagai Ketua Umum PSSI pada 2011. Selain itu, terdapat juga staf PT Liga Prima Indonesia Sportindo, operator Indonesia Primer League (IPL), yang masuk dalam tim verifikasi BOPI.

Salah satu anggota Tim verifikasi BOPI adalah Llano Mahardika, yang sebelumnya menjabat sebagai staf departemen kompetisi PT LPIS, operator untuk Liga Prima Indonesia atau LPI. Llano punya catatan buruk. Dirinya pernah terlibat kasus pemalsuan dokumen transfer untuk Titus Bonai ke klub Thailand, BEC Tero Sasana.

PT LPIS mengganjar Llano dengan hukuman yang tergolong ringan, yakni skorsing selama tiga bulan. Kala itu, PT LPIS punya alasan tersendiri menghukum ringan mantan CEO Persebaya 1927 tersebut.

Kompetisi LPI sendiri akhirnya harus bubar jalan setelah sejumlah masalah yang menimpa, termasuk tunggakan gaji pemain, jadwal pertandingan yang berantakan, dan tak adanya dana untuk melanjutkan kompetisi.

Selain itu, LPI juga masih meninggalkan sejumlah masalah, termasuk masalah isu suap, dan pemain asing yang meninggal karena tak punya biaya pengobatan akibat gajinya yang tak dibayar.

Pada sisi lain, nama Fachri Sinaga pernah terdaftar sebagai Direktur Marketing PSSI pada 2012-2013. Setelah Kongres Luar Biasa PSSI pada 17 Maret 2013 di mana kepengurusan berganti, Fachri terdepak dari PSSI dan namanya tiba-tiba muncul sebagai anggota tim verifikasi BOPI untuk ISL.

Pada akhirnya, tidak mengherankan bila muncul suara-suara miring menyoal independensi BOPI dalam melakukan verifikasi kelengkapan administratif dan profesional klub-klub peserta ISL 2015. Harus terus ditunggu ke mana bola liar kini mengarah agar kompetisi di Tanah Air tidak keluar dari relnya.
(sumber: liputan6.com)
Baca Selengkapnya ...

Manajemen Persik Kediri Berubah Pikiran

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Persik Kediri sempat membubarkan tim dan berniat vakum di kompetisi selama setahun. Namun, manajemen Macan Putih akhirnya berubah pikiran dengan kembali ikut kompetisi.

Manajemen berhasrat mempertahankan eksistensi Persik di kompetisi profesional setelah dinyatakan gagal verifikasi Indonesia Super League (ISL). Dasar pemikirannya, belum ada jaminan kondisi finansial tim akan berubah signifikan walau nantinya absen dari kompetisi. Kini manajemen menyusun rencana kemungkinan mengikuti level Divisi Utama 2015, diawali seleksi pemain anyar mulai awal Februari.

"Kami berpikir sebaiknya memang tetap eksis di kompetisi. Rencananya akan ada pembentukan tim awal Februari nanti dimulai dengan seleksi pemain. Saat ini sebagian pemain lama masih ada di Kediri dan bisa dioptimalkan,"ujar Barnadi, sesepuh di manajemen Persik.

Pihaknya optimistis secara finansial mampu menghidupi tim di level Divisi Utama. Terutama setelah ada sinyal positif dari PT. Gudang Garam yang siap membantu, serta dukungan Pemerintah Kota Kediri dan Persikmania. "Kalau untuk Divisi Utama mungkin mampu,"kata dia.

Ini adalah langkah maju-mundur yang ditempuh Macan Putih dan sebenarnya membawa efek kurang baik pada tim. Sebelumnya manajemen memutuskan tim bubar dan membiarkan para pemain bergabung dengan tim lain, sehari setelah ada vonis gagal verifikasi dari PT. Liga Indonesia.

Saat itu manajemen memutuskan akan mengistirahatkan tim dan baru akan kembali pada 2016 nanti. Namun, setelah kehilangan banyak pemain, kini manajemen berniat ikut kompetisi bakal kembali melakukan seleksi pemain baru untuk Divisi Utama 2015.

Padahal jika tak membubarkan tim, sebenarnya tim ungu memiliki aset bagus kalau hanya bertanding di kasta kedua. Sejumlah pemain terbilang loyal di Stadion Brawijaya, sebut saja Qischil Gandruminny, Faris Aditama, Asep Budi, hingga Rendy Saputra. Kini mereka telanjur berkostum lain.

"Kondisinya waktu itu memang tidak menentu. Kami sendiri menyadari bahwa Persikmania ingin timnya tetap eksis, walau harus bermain di Divisi Utama lagi. Karena banyak yang mendukung Persik tetap jalan, kami berupaya melakukan yang terbaik,"kata Barnadi.

(SindoNews.com)
Baca Selengkapnya ...

Manajemen Persik Kediri Berharap Sedekah Persikmania

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Persik Kediri tampaknya sudah kehabisan akal untuk mendapatkan dana segar dalam jumlah besar. Langkah terakhir untuk mempertahankan tim agar tetap eksis di kompetisi adalah meminta “sedekah” dari supporter Persikmania dan pihak yang peduli.

Mengumpulkan sumbangan dari suporter merupakan langkah paling masuk akal sejauh ini. Sebab berharap pada PT Gudang Garam dan Pemerintah Kota Kediri belum mendapatkan sebuah kepastian tersedianya dana yang nyata secara nominal.

Manajer Persik Anang Kurniawan mengakui peran suporter sangat vital dalam kondisi seperti ini. Manajemen menurutnya sudah tak kurang upaya untuk mendekati sumber dana potensial di Kota Kediri, namun hasilnya tak membuat Macan Putih lolos verifikasi finansial.

"Tampaknya itu solusi yang bisa direalisasikan. Manajemen bisa bekerjasama dengan pihak bank untuk membuat rekening khusus agar Persikmania dan pihak-pihak yang peduli Persik bisa menyumbang. Kalau Persikmania setuju, konsep itu akan dijalankan," sebut Anang Kurniawan.

Ditambah kesediaan PT Gudang Garam untuk memberikan bantuan, dia optimistis konsep itu bisa menghidupi tim ungu di Divisi Utama 2016 nanti. "Divisi Utama butuh sekitar Rp4-5 miliar, saya yakin bisa tertutup kalau supporter mendukung penuh," tambahnya.

Namun konsep “sedekah” Persikmania tersebut masih menyisakan keraguan bagi beberapa kalangan supporter. Terutama soal pengawasan aliran dana yang nantinya terkumpul. "Yang rawan masalah adalah penggunaan dana dan pertanggungjawabannya'" ucap Yusuf Edi, Persikmania Gringging.

"Persikmania sudah bayar tiket ketika menonton di Stadion Brawijaya, kemudian masih membayar patungan. Kasihan kalau kemudian pengelolaannya asal-asalan. Kalau memang sudah siap mengelola sistem tersebut secara profesional, sebenarnya bagus juga," tambah dia.

Jika hanya dipersiapkan secara instan, Yusuf khawatir risikonya justru lebih besar lagi karena menyangkut banyak orang. "Sekarang saja banyak yang gak percaya ke manajemen. Apakah ada jaminan dana yang terkumpul nantinya tak diselewengkan?" katanya berlogika.

(SindoNews.com)
Baca Selengkapnya ...

Persik Kediri dan Jebakan Sepak Bola

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya
Saya pernah bertanya ke Ahn Jung-hwan, saat itu salah seorang pemain dengan bayaran termahal di Asia, dengan gaji sebesar yang dia miliki, apa yang kira-kira bisa dia lakukan di Kediri, kota yang harga semangkuk sotonya hanya sekitar Rp 4 ribu dan kehidupan malamnya selesai setelah pukul 21.00 WIB ?

Ketika itu, 19 Mei 2004, Ahn bersama timnya klub Jepang Yokohama F. Marinos, tengah melawat ke Kediri untuk melakoni laga penyisihan grup Liga Champions Asia melawan Persik. Dan, saya bersama beberapa wartawan saja diberi waktu khusus mewawancarai pemain yang diusir dari klub Italia Perugia setelah mencetak gol kemenangan Korea Selatan atas Italia dibabak 16 besar Piala Dunia 2002 tersebut.

Ahn tak menjawab pertanyaan saya. Lebih tepatnya, barangkali, tak bisa menjawab. Dia hanya menggeleng sembari sedikit tersenyum. Wajar. Untuk seorang pemain yang ketika itu dibayar USD 500 ribu (sekitar Rp 4,2 miliar dengan kurs saat itu) per musim, Kediri ribuan tahun cahaya bedanya dengan Seoul, Yokohama, atau Perugia sekalipun.

Tapi, justru di situlah poinnya. Sepak bola bisa mendatangkan kebanggaan tak terkira untuk kota seperti Kediri. Sebuah kota yang tak punya bandara dan jarak dari ibu kota provinsi masih tiga jam perjalanan darat.

Sepak bola yang bisa membuat warga Kota Tahu itu, ketika menghadapi orang yang kesulitan membayangkan letak geografis Kediri, tinggal bilang, “Itu tuh kota yang dua kali menjuarai Liga Indonesia.”

Ya, dua kali. Lebih banyak dari Persija Jakarta atau PSM Makassar dan sejajar dengan Persib Bandung serta Persebaya Surabaya. Dan, kita tahu, mereka adalah klub-klub legendaris tanah air dan berbasis di kota-kota besar.

Saya menyebut itu kebanggaan tak terkira karena saya teringat sebuah adegan di film Cidade de Deus alias City of God saat Buscape, karakter utama di film tentang kehidupan di salah satu favela di Rio de Janeiro tersebut, mendapat tumpangan dari seorang pria asal Sao Paulo.

“Anda dari Sao Paulo?” tanya Buscape

“Ya,” jawab si pria yang memberi tumpangan.

“Anda pasti orang kaya,” ujar Buscape lagi.

Di Brasil, Anda tahu, Sao Paulo dikenal sebagai pusat perekonomian. Ada sinisme atau kecemburuan umum yang berkembang di Negeri Samba itu, seperti tersirat dari pertanyaan Buscape, yang menganggap siapa saja yang berasal dari metropolitan berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa tersebut pastilah mapan secara finansial.

Dan, Brasileiro dari luar Sao Paulo hanya bisa melawan apa yang mereka persepsikan sebagai ketimpangan perekonomian itu melalui sepak bola. Maka, orang Rio, misalnya, begitu membanggakan Palmeiras yang merupakan klub paling populer di Brasil. Atau Maracana, stadion yang mendapat julukan kuil sepak bola, tempat dua final Piala Dunia digelar.

Sepak bola juga yang membuat warga Porto Alegre khususnya, dan Rio Grande do Sul, negara bagian paling selatan di Brasil, umumnya, bisa menepis stigma sebagai wilayah koboi dengan bakat membangkang. Dua klub jagoan mereka, Gremio dan Internacional, sama-sama pernah menjadi juara dunia. Dari sana pula, dari wilayah yang pernah memberontak dan memproklamirkan kemerdekaan itu, lahir Ronaldinho yang di masa jayanya seperti seorang penari balet di lapangan hijau.

Sepak bola bagi kota-kota seperti Kediri, Rio, atau Porto Alegre menjadi semacam identitas perlawanan. Atau kalau boleh mengutip James C. Scott, merupakan “senjata kaum lemah.” Sarana untuk mengentuti siapa saja yang berada di atas sana karena banyaknya uang di saku, baju tren terbaru yang dikenakan, atau mobil mengkilat yang dikendarai.

Tapi, di sisi lain, di situ pula jebakan sepak bola itu berada. Kebanggaan seperti yang melambungkan Kediri itu pada akhirnya juga membutakan. Lupa dengan keterbatasan kekuatan perekonomian dan daya dukung wilayah untuk menghidupi sebuah klub profesional di kompetisi level teratas.

Bagaimana mungkin mengharapkan Kediri yang hanya berada di urutan ke-12 dari 20 kota dan kabupaten di Jawa Timur dengan pendapatan per kapita tertinggi dalam data BPS 2013 bisa merawat sebuah klub yang kebutuhan tiap musim mencapai puluhan miliar dan terus meningkat dari waktu ke waktu ?

Dengan mengubah Persik menjadi sebuah PT dan mengoperasikannya murni sebagai entitas bisnis ? Anda pasti tahu betapa konyolnya harapan tersebut. Sudah dua dekade Liga Indonesia berjalan, klub-klub peserta hanya bisa hidup dari saweran donatur atau kebaikan hati para owner yang bergelimang duit.

Antusiasme penonton memang tinggi. Tapi, sulit berharap para sponsor bisa antusias menjalin kerja sama kalau tiap musim liga kita tak pernah lepas dari berbagai kebrengsekan. Plus absennya transparansi pengelolaan keuangan.

Karena itu, dicoretnya Persik Kediri dan Persiwa Wamena dari Indonesia Super League 2015, barangkali, adalah blessing in disguise. Sebuah kesempatan berefleksi bagi kedua tim itu, maupun klub-klub lain: benarkah mereka mampu menghidupi diri secara profesional ?

Toh kebanggaan bagi sebuah kota bisa datang dari mana saja. Salatiga, contohnya, tak punya klub profesional. Tapi, orang selamanya akan mengenang diklat di kota kecil nan dingin di Jawa Tengah itulah yang telah menelurkan Kurniawan Dwi Julianto, Gendut Doni, dan Bambang Pamungkas.

Langkah itu pula yang ditempuh Desportivo Brasil. Klub yang berdiri di Porto Feliz, sebuah kota kecil di Negara Bagian Sao Paulo itu, memilih berkonsentrasi pada pembinaan pemain muda, bukan prestasi di liga. Hasilnya, mereka sukses menggaet sejumlah klub besar Eropa untuk berkolaborasi sekaligus pasar buat mendistribusikan pesepak bola hasil didikan.

Untuk apa sebuah kota memaksakan diri mengelola sebuah klub sepak bola profesional kalau yang lebih banyak tersedia di wilayah mereka justru bakat-bakat di bulu tangkis, bola voli, basket, dayung, atau renang, misalnya? Menelurkan atlet yang bisa merebut medali di SEA Games—apalagi Asian Games dan Olimpiade—tak kalah membanggakan (atau malah mungkin jauh lebih membanggakan) ketimbang memiliki tim yang berlaga di ISL tapi di-uri-uri dengan cara yang tak rasional.

Jadi, pencoretan dari ISL bukanlah kiamat bagi Kediri. Justru kesempatan untuk menentukan sikap dan prioritas. Mengambil keputusan yang disesuaikan dengan kemampuan diri adalah sebuah pilihan bermartabat yang juga bisa membanggakan warga kota, meski mungkin sosok sekaliber Ahn Jung-hwan tak akan mampir lagi ke sana.

(Tatang Mahardika/JawaPos)
Baca Selengkapnya ...

Persik Pantang Menyerah Demi Eksistensi

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya
PT LI bergeming dengan keputusan tak loloskan Persik Kediri ke ISL 2015 karena problem finansial. Nasib serupa menimpa Persiwa Wamena. Pantang nyerah, Persik gugah publik dan pengusaha.

Tak ada kompromi bagi klub mana pun yang tak lolos verifikasi. Itu sikap PT Liga Indonesia (LI) demi tingkatkan mutu kompetisi sekaligus hindari bencana yang kerap guncang klub-klub di Tanah Air, terutama menyangkut finansial. Karena itu, PT LI tutup pintu Indonesia Super League (ISL) 2015 bagi Persik dan Persiwa.

PT LI bersikap tegas bukan karena diskriminasi. Ketegasan dipancang karena Persik dan Persiwa memang tak lolos versifikasi aspek finansial. PT LI putuskan ke-2 klub turun ke Divisi Utama (DU) 2015. Jika mereka pilih bubarka diri, PT LI pun tak campur tangan.

Menyusul keputusan tegas PT LI, manajemen Persik tak berdaya. Sempat ngotot tampil di ISL 2015 dengan cara gali dana dari para sponsor, PT LI bergeming. Skuad yang kadung dibentuk, bahkan baru saja juarai turnamen pramusim Piala Gubernur Jawa Timur (PGJ) 2015, akhirnya dibubarkan.

Meski begitu, bukan berarti Persik masuk liang kubur. Mereka malah tak ingin tenggelam kendati musim ini tak bisa ikut ISL. Mereka berusaha jaga eksistensi klub dan berjuang di DU 2015. Abdullah Abu Bakar, Walikota Kediri, pun minta para pengusaha di wilayahnya tergerak buat urunan hidupi tim Macan Putih.

Gayung mulai bersambut. Seruan Abu Bakar direspon positif para pecinta sepakbola Kediri. Mereka gelar pertemuan langsung dengan Abu Bakar. "Persik tak boleh lagi gunakan dana APBD. Jika memang semua sepakat, mari urunan dana demi selamatkan Persik. Kami juga gugah para pengusaha agar ikut dukung Persik," tukas Abu Bakar.

Buat realisasikan itu, Abu Bakar sarankan manajemen Persik buka rekening bank yang bisa diakses publik. Dengan begitu, dana urunan dari publik bisa langsung ditampung dalam 1 rekening. Tomi Ariwibowo, Ketua Pecinta Sepakbola Kediri, minta pimpinan daerah lebih dulu jadi teladan agar publik Kediri tergerak.

Sebelumnya, manajemen Persik sempat dapat lampu hijau dari produsen rokok PT Gudang Garam (GG) Tbk. Mereka bersedia atasi krisis dana Persik. Dalam pertemuan di Hotel Merdeka Kediri, Senin (19/1), Kepala Bidang Humas PT GG Tbk Kediri Iwhan Tri Cahyono menyatakan pihaknya siap berpartisipasi bagi Persik.

"Kami bahas 3 poin. PT GG punya tanggung jawab besar bagi negara dan bangsa terkait cukai, pajak, dan penyerapan lapangan kerja. PT GG juga punya tanggung jawab sosial yang disalurkan lewat program CSR (Corporate Social Responsibility). Saat ini, program CSR kami mengarah ke lingkungan hidup,รข€ ungkap Iwhan.

Khusus buat Persik, Iwhan tegaskan PT GG tetap siap berpartisipasi dalam batas yang wajar. Anang Kurniawan, tim manajer Persik, pun senang dan lega dengan komitmen PT GG. Berbekal komitmen itu, ia berjanji manajemen Persik bakal terus koordinasi dengan PT LI agar tim Macan Putih bisa tetap berkompetisi meski di level DU.

Data Persik
Nama: Persatuan Sepakbola Indonesia Kediri
Julukan: Macan Putih
Berdiri: 9 Mei 1950
Homebase: Stadion Brawijaya, Kediri
Kapasitas: 15.000 penonton
Ketua umum: Barnadi
Tim manajer: Anang Kurniawan
Jalur kompetisi: Degradasi dari Indonesia Super League (ISL) ke Divisi Utama (DU)
Posisi 2013: Urutan 3 DU (promosi ke ISL))

Prestasi
1999/2000: Juara Divisi II (promosi ke Divisi I)
2002: Juara Divisi I (promosi ke DU)
2003: Juara DU
2006: Juara DU
2013: Urutan 3 DU (promosi ke ISL)

Piala Gubernur Jawa Timur
Juara 2002, 2005, 2006, 2008, 2015
Baca Selengkapnya ...

Persik Kediri Gelap Mata Menggalang Dana

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Persik Kediri mulai 'gelap mata' dalam menggalang dana sponsor sebagai garansi tetap eksis di kompetisi profesional. Berbagai langkah pun ditempuh dengan melibatkan suporter Persikmania secara langsung, tentunya bertujuan memberikan pressure kepada sejumlah pihak.

Pekan lalu suporter berencana demontrasi meminta PT. Gudang Garam ikut andil dalam pendanaan Persik Kediri. Setelah produsen rokok tersebut bersedia membantu 'sewajarnya' tanpa ada kepastian nominal, sasaran selanjutnya adalah Pemerintah Kota Kediri.

Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar kini dalam tekanan walau sudah membuka audiensi dengan manajemen Persik dan Persikmania. Dalam pertemuan Rabu (21/1), walikota menyarankan supporter Persikmania patungan untuk membiayai tim di kompetisi.

Usulan wali kota tersebut tak membuat beberapa kalangan puas. Informasi yang beredar di Kediri, suporter kembali menyiapkan aksi yang ditujukan ke Pemerintah Kota Kediri. Tujuannya agar walikota lebih memberikan solusi nyata terkait krisis finansial Macan Putih.

"Ada suporter yang akan menggelar aksi, rencananya 26 Januari. Mereka ingin walikota membantu Persik secara nyata, tidak hanya sekadar mengusulkan agar Persikmania patungan. Tujuannya jelas ada dana segar dan Persik bisa ikut kompetisi," ujar sumber di Persik Kediri.

Wali kota Abdullah Abu Bakar berada dalam posisi sulit. Secara keuangan, sudah tidak mungkin membantu tim yang dua kali juara Liga Indonesia itu dengan uang pemerintah, setelah Anggaran Pendapatan dan Belanda Daerah (APBD) dilarang di klub profesional.

"Kami hanya bisa sebatas mewadahi atau menjembatani tim dalam memenuhi kebutuhan finansial. Untuk membantu secara langsung dengan dana segar juga tidak mungkin karena APBD dilarang. Pemerintah posisinya sangat terbatas dalam hal ini," Abdullah.

Pihak yang sangat potensial menjadi 'sasaran' Persik Kediri dalam mencari dana segar memang hanya PT. Gudang Garam dan Pemerintah Kota Kediri. Namun dua sumber dana yang pernah membesarkan Macan Putih itu kini nyaris tak bisa berbuat banyak.

(SindoNews.com)
Baca Selengkapnya ...

Gudang Garam Siap Urunan Buat Persik Kediri

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

PT Gudang Garam Tbk siap ikut patungan dalam batas wajar membantu membiayai Persik Kediri. Menurut warta Tribunnews.com pada Senin (19/1/2015), patungan atau urunan itu merupakan bentuk tanggung jawab sosial emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sebagai warga Kediri.

"Kami siap berpartisipasi untuk urunan membiayai Persik dalam batas yang wajar," ungkap Iwhan Tricahyono, Kepala Bidang Humas Gudang Garam.

Dijelaskan Iwhan, urunan dalam batas wajar ini dilakukan mengingat pengeluaran pembiayaan dari emiten berkode GGRM harus dipertanggungjawabkan kepada para pemegang saham.

Sementara itu, Anang Kurniawan, mantan Manajer Persik usai mengikuti pertemuan berterima kasih karena Gudang Garam telah berkomitmen untuk membantu urunan guna membiayai Persik. "Pada prinsipnya PT Gudang Garam siap suport Persik pada 2016," jelasnya.

Dijelaskan Anang, bentuk kerja sama dan detail teknisnya akan dibicarakan menyusul. Sebelumnya, pihak manajemen Persik telah mengajukan penawaran dalam bentuk sponsor dan kerja sama.

Pihak manajemen Persik sendiri masih akan melakukan pertemuan lagi dengan pangurus untuk membicarakan hasil pertemuan dengan pihak Gudang Garam. "Nanti akan ada pertemuan lanjutan lagi dengan pihak PT Gudang Garam," tambahnya.

Anang sendiri masih berharap ada jalan bagi skuad Persik untuk mengikuti kompetisi Indonesia Super League (ISL). "Nanti kalau kemampuan finansial kami sudah cukup kami akan melaporkan ke PSSI. Diharapkan sebelum RUPS PSSI, terkait kebutuhan finansial ini sudah dapat teratasi," tandasnya.

Baca Selengkapnya ...

Ramadhan Saputra Tetap Akan Tagih Persik Kediri

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Stoper Ramadhan Saputra meninggalkan Persik Kediri dan memilih Martapura FC sebagai tempat berlabuh di kompetisi musim depan. Meski sudah merumput di Martapura FC, Ramadhan masih berusaha mendapatkan empat bulan gaji yang belum dibayar manajemen Persik Kediri.

"Saya sedang berusaha mendapatkan empat bulan gaji saya yang belum dibayarkan manajemen Persik. Mereka berjanji akan melunasinya, tetapi sampai sekarang belum ada kabar. Bahkan manajemen sulit ditelepon," ujar Ramadhan kepada Harian Super Ball.

Menurut Ramadhan, tidak hanya dirinya yang berusaha mendapatkan empat bulan gaji. Seluruh pemain lain di Persik juga belum menerima haknya sebagai pemain profesional. "Kalau pemain lama, tidak cuma empat bulan gaji, tetapi 25 persen kontrak juga belum dibayar manajemen. Kami akan mengadukan ini ke PT Liga Indonesia agar bisa segera diselesaikan," terang Ramadhan.

Kondisi keuangan yang buruk dari manajemen Persik itulah yang membuat Ramadhan enggan melanjutkan kontraknya di Persik. "Kalau masih di Persik, saya khawatir mereka kembali menunggak gaji pemain. Lebih baik saya pindah ke klub yang lebih baik. Tetapi saya dan teman-teman akan tetap berusaha mendapatkan sisa gaji yang menjadi hak saya," papar Ramadhan.

(TribunNews.com)
Baca Selengkapnya ...

Inilah Penyebab Utama Persik Kediri Bubar

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Manajemen Persik Kediri sadar diri sehingga memutuskan membubarkan tim dan tidak mengikuti kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015. Dua faktor utama yaitu tunggakan gaji pemain dan ketiadaan sponsor yang masuk menjadi penyebab tim berjuluk Macan Putih itu gagal lolos verifikasi dan memilih undur diri dari ISL.

“Memang ada kendala yang mengakibatkan kita gagal lolos verifikasi dan tidak bisa berkiprah di ISL musim ini,” kata Ketua Umum Persik Kediri, Barnadi saat dikonfirmasi berada di Malang, Jawa Timur, Jumat (16/1/2015).

Untuk gaji pemain, manajemen Persik masih memiliki tunggakan hutang 4 bulan gaji pemain yang nilai seluruhnya mencapai sekitar Rp 2 miliar. Manajemen pun berjanji akan memberikan hak pemain itu jika telah ada uang yang masuk. Salah satu dana segar yang diharapkan masuk adalah sharing dana dari PT Liga Indonesia (PT LI) saat dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT LI pada 31 Januari mendatang.

Namun Barnadi mengaku tidak mengetahui pasti berapa besar dana yang didapat saat RUPS tersebut. Para pemain pun diminta bersabar jika gajinya dibayar secara bertahap, berdasarkan dana yang ada.

“Kalau dapat dari RUPS PT LI, pasti gaji pemain akan saya bayar. Apakah cukup atau tidak, pokoknya kalau ada uang masuk segera dibayar. Pemain harus bersabar kalau misalnya kami beri 50 persen dulu atau sebagian dulu,” papar Barnadi.

Selain masalah gaji, klub kebanggaan Persikmania itu juga kesulitan untuk menggaet sponsor. Manajemen memang sudah mengajukan proposal ke salah satu pabrik rokok besar yang berbasis di Kediri yakni Gudang Garam. Sayangnya sampai saat ini belum ada jawaban dari perusahaan rokok tersebut.

“Kota kecil seperti Kediri ini sulit untuk menarik minat sponsor, berbeda dengan kota besar seperti Surabaya, Malang, Bandung dan Jakarta. Gudang Garam pun sampai sekarang belum ada jawaban,” ujar Barnadi.

Menurutnya, untuk satu musim kompetisi penuh Persik Kediri butuh dana sedikitnya Rp 15 miliar. Itupun sudah terbilang sangat kecil dengan nilai kontrak pemain yang sederhana. Karena berbagai kesulitan itulah manajamen Persik menyadari jika diputuskan gagal lolos verifikasi PT LI.

“Ini akhirnya yang menjadi keputusan manajemen untuk membubarkan tim dan tidak ikut ISL 2015. Kami akan ikut kompetisi Divisi Utama entah musim ini atau vakum dulu hingga setahun kedepan,” pungkas Barnadi.

(Liputan6.com)
Baca Selengkapnya ...

Persik Gulung Tikar, Persikmania bakal Turun ke Jalan

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Pendukung Persik Kediri yang akrab disebut PersikMania berniat untuk turun ke jalan demi memperjuangkan nasib tim kesayangannya. Mereka kecewa karena manajemen memutuskan untuk membubarkan tim berjuluk Macan Putih tersebut.

Aksi turun ke jalan rencananya akan digelar pada Sabtu, 17 Januari 2015. Keputusan ini diambil Rabu lalu, sebagai respons terhadap langkah PT Liga Indonesia mencoret tim asal Jawa Timur itu dari Liga Super Indonesia (ISL) 2015. Selain Persik, PT Liga selaku operator ISL juga mencoret satu tim lainnya, yakni Persiwa Wamena.

PT Liga sebenarnya masih memberi kesempatan bagi Persik untuk tampil di pentas Divisi Utama musim ini. Namun, manajemen memutuskan untuk membubarkan tim sembari menunggu peluang untuk bisa tampil di kompetisi yang sama pada musim berikutnya. - Ulang Tahun -

Salah seorang Koordinator Lapangan (Korlap) Persik Mania, Yoyok, saat dihubungi VIVAbola mengatakan, langkah mereka turun ke jalan bukan untuk menolak keputusan PT Liga. Namun, upaya tersebut lebih kepada meminta pertanggungjawaban dari manajemen dan walikota Kediri agar memikirkan nasib Persik ke depannya. Mereka juga akan menuntut peran lebih dari PT Gudang Garam yang berbasis di Kediri.

Gudang Garam jadi salah satu harapan suporter karena kabarnya masih ada peluang untuk tetap bermain di ISL musim ini, asalkan manajemen sudah melunasi tunggakan gaji pemain selama 4 bulan. Namun, bukan sekadar kebutuhan dana yang membuat sulit manajemen.

Persik diwajibkan menyetor dana deposit sebesar Rp5 miliar plus minimal Rp15 miliar untuk kebutuhan musim ini. Jika ditotal, kebutuhan dana yang harus segera dicari hingga akhir Januari ini, kurang lebih sebesar Rp25 miliar.

“Apapun yang terjadi, Persik harus main (di ISL). Jika Persik tidak bertanding, kami akan meminta pertanggungjawaban manajemen dan walikota untuk memikirkan nasib Persik. Kami juga akan menemui manajemen Gudang Garam agar peduli dengan nasib Persik,” kata Yoyok saat dihubungi VIVAbola, Jumat, 16 Januari 2015.

Sementara itu, Asisten Manajer Persik, Rudi Hermanto, tidak memungkiri bahwa kemampuan tim kebanggaan publik Kota Tahu itu hanya bertanding di Divisi Utama.

"Berapa dana yang bisa kami dapat jika tampil di ISL. Apalagi, sejumlah sponsor belum memberikan lampu hijau, termasuk Gudang Garam,” keluhnya.

(VivaBola.co.id)
Baca Selengkapnya ...

Perjalanan Persik Kediri Berakhir

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Perjalanan klub sepak bola Persik Kediri hampir pasti berakhir. Pengurus klub menyatakan tak bisa melanjutkan pengoperasian tim karena mengalami defisit keuangan luar biasa.

Sekretaris Persik, Barnadi, mengatakan tak ada lagi jalan keluar untuk menyelamatkan timnya. Berhentinya kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Kediri dan minimnya sponsor yang mau membiayai Persik menjadi alasan bangkrutnya tim ini.

"Tak ada uang sama sekali untuk melanjutkan kompetisi, meski turun (dari Liga Super Indonesia 2014) ke Divisi Utama (tahun ini)," katanya kepada Tempo di sekretariat Persik, di Jalan Diponegoro, Kota Kediri, kemarin.

Dengan raut kesedihan yang mendalam, Barnadi mengatakan kelangsungan Persik sudah hampir pasti selesai. Bahkan sebenarnya, sejak kompetisi Liga Super Indonesia tahun lalu, keuangan Persik sudah bangkrut. Tim itu tak memiliki dana sama sekali dan justru meninggalkan utang gaji pemain yang tak sedikit.

Namun tim berjulukan Macan Putih ini tetap bisa mengikuti Liga Super Indonesia setelah mantan manajer Persik yang kini menjabat manajer Arema Cronus Malang, Iwan Budianto, memberikan kucuran dana segar senilai Rp 6 miliar. Dana itulah yang menjadi modal Persik melakoni kompetisi Liga Super tahun lalu, meski dengan kondisi serba terbatas. "Sekarang, setelah Mas Iwan angkat tangan, kami tak bisa apa-apa," kata Barnadi. - Prasmanan Pengantin -

Karena itu, meski pengurus bisa menerima pencoretan PT Liga dari Liga Super Indonesia 2015 ke Divisi Utama Liga Indonesia tahun ini, tak ada uang sama sekali untuk melakoni kompetisi itu. Bahkan, hingga kini, utang pengurus ke berbagai pihak terus menumpuk. Yang terbesar adalah utang gaji kepada pemain yang sudah lama ditunggak.

Tanda-tanda kebangkrutan inilah yang membuat pengurus mulai melepas pemain mereka untuk dipulangkan dari penginapan pemain. Mereka dibebaskan untuk mencari klub lain sambil menunggu manajemen Persik menyelesaikan tunggakan gaji mereka. "Kita bebaskan mereka keluar," kata Barnadi dengan nada pasrah.

Barnadi sendiri mengaku tak begitu kaget atas situasi ini. Bahkan, secara pribadi, dia berharap PT Liga sudah mendepak Persik sejak tahun lalu saat melakukan verifikasi administrasi dan lapangan. Namun, karena PT Liga masih memandang Iwan Budianto, akhirnya tim itu diloloskan pada tahapan verifikasi setelah menerima kucuran dana dari Iwan.

Karena itu, alasan PT Liga kali ini untuk mencoret Persik dengan dalih tak lolos verifikasi administrasi dan lapangan dinilai cukup ganjil. Kepada pengurus Persik, PT Liga mengatakan Persik tak memiliki stadion yang layak karena hanya mampu menampung 15 ribu penonton. Sedangkan idealnya, daya tampung stadion adalah 30 ribu penonton. "Harusnya sejak dulu Persik dicoret karena daya tampungnya memang kecil," kata Barnadi.

Minimnya kapasitas tribun penonton inilah yang turut memicu kebangkrutan Persik dengan menyumbang pendapatan penjualan tiket sebesar Rp 1,2 miliar dalam satu musim kompetisi. Padahal Stadion Kanjuruhan Malang pernah mencatatkan angka yang sama dalam hanya satu kali pertandingan karena daya tampungnya yang besar dengan tiket yang mahal.

Kini Barnadi tak bisa berbuat apa-apa setelah Persik dalam kondisi bangkrut. Dia justru menyatakan akan berkonsentrasi pada pemain di bawah usia 19 tahun atau U-19 dan melepas tim yang pernah menjuarai divisi tertinggi Liga Indonesia tersebut.

Sedangkan Manajer Persik, Anang Kurniawan, mengatakan utang gaji pemain ini mencapai angka Rp 4 miliar. Rata-rata gaji mereka diutang selama 2-4 bulan. Dia mengakui hingga saat ini tak ada satu pun sponsor besar yang mau membiayai klubnya, termasuk Gudang Garam. Beberapa sponsor yang bekerja sama masih bertaraf kecil, seperti membiayai pembuatan seragam dan kegiatan operasional lain. "Tapi kami akan berjuang sampai injury time," katanya dengan nada menerawang.

Sayang tak ada satu pun pemain yang bisa dimintai komentar tentang hal ini. Kemarin sore, suasana di Sekretariat Persik, yang biasanya diwarnai lalu-lalang pemain, tak ada aktivitas. Beberapa pengurus tampak terduduk lesu di ruangan sambil mengisap rokok. Tampak koordinator suporter Persik, Henri Ego, mondar-mandir bersama anggotanya. Mereka segera menghindar dan masuk ke ruangan tertutup saat melihat kehadiran wartawan.

(Koran Tempo)
Baca Selengkapnya ...

Ya Allah, Persik Kediri Terpaksa Dibubarkan

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Kabar mengejutkan berembus dari markas Persik Kediri yang membubarkan diri. Niatan Persik untuk melanjutkan pembentukan tim setelah gagal verifikasi Indonesia Super League (ISL) 2015, ternyata tak berlangsung lama. Hanya berselang sehari setelah gagal verifikasi, Persik pilih membubarkan tim.

Pemain Persik menggelar latihan terakhir pada Rabu (14/1) sore dan malam harinya manajemen memutuskan tim dibubarkan sementara. Rencananya Persik bakal vakum selama setahun dan kembali ke dunia persepakbolaan pada 2016.

Persik sebelumnya mendapat dua opsi dari PT. Liga Indonesia. Opsi pertama adalah langsung terdegradasi dan bermain di Divisi Utama musim ini. Opsi kedua adalah istirahat semusim dan baru mengikuti Divisi Utama pada musim 2016 nanti. Rupanya opsi kedua menjadi pilihan manajemen Macan Putih. - Pernikahan -

"Dengan berat hati saya menyatakan Persik Kediri dibubarkan. Mungkin kami akan kembali ke kompetisi pada 2016 nanti, tentunya dengan perombakkan manajemen," kata Ketua Umum Persik Kediri Barnadi.

Persik memilih vakum selama setahun karena menganggap perlu waktu untuk memulihkan situasi. Setelah keputusan gagal verifikasi, sejumlah pemain memilih kabur dan seleksi ke tim ISL lainnya. Manajemen juga masih shock dan kebingungan. Barnadi meyakini Persik membutuhkan penyegaran melihat kondisi yang demikian. "Silakan kalau pemain yang ikut seleksi di tim lain,"tambahnya.

Manajemen juga telah menggelar rapat dengan semua elemen tim terkait keputusan itu. Ini sebuah langkah yang menyedihkan bagi Persikmania, suporter fanatik Persik Kediri. Mereka berharap keputusan ini nantinya benar-benar membawa dampak positif saat Macan Putih kembali ke kompetisi profesional pada 2016 nanti.

"Apa pun langkah yang diambil, Persik sudah terbukti gagal bertahan di ISL. Bubar atau tidak, tetap akan terdegradasi. Semoga keputusan yang diambil manajemen benar-benar yang terbaik untuk Persik ke depannya,"ujar Didit Cahyadi, Persikmania Mojoroto.

Namun, menurut dia Persik seharusnya tetap eksis di kompetisi walau bermain di Divisi Utama. "Seharusnya manajemen tetap melanjutkan pembentukan tim dan ikut kompetisi. Tapi saya tidak tahu bagaimana kondisi manajemen sesungguhnya," tambah Didit.

Sejumlah pemain Persik dikabarkan langsung meninggalkan Kediri dan mengikuti seleksi di beberapa tim yang masih membuka lowongan. Termasuk Tinga, pemain asal Brazil, yang kembali ke tim lamanya, Persekap Pasuruan.

(SindoNews.com)
Baca Selengkapnya ...

Persik Kediri Berharap Dapat Donatur

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi menjatuhkan "vonis" berat terhadap Persik Kediri. Tim legendaris Indonesia itu batal tampil di kasta kompetisi tertinggi lantaran kesulitan dana.

Keputusan itu diumumkan CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono seusai rapat pleno, lusa lalu di kantor PT Liga Indonesia. Langkah tersebut diambil PT Liga untuk memproteksi klub dari kesulitan finansial ketika kompetisi tengah berjalan.

Tim berjuluk Macan Putih tidak sendiri. Persiwa Wamena juga mengalami nasib serupa. Tim berjuluk Badai Pegunungan itu gagal tampil dari ISL musim depan karena alasan sama: krisis keuangan. - Catering Murah -

Meski keikutsertaan Persik telah dicoret, manajer Persik, Anang Kurniawan menyatakan akan tetap berjuang agar timnya bisa mentas di panggung kompetisi tertinggi di Indonesia itu. Anang masih berharap keajaiban itu tetap ada walaukemungkinannya sangat kecil. Dia pun pasrah bila nantinya Persik hanya bisa bermain di Divisi Utama.

"Bila tidak ada mukjizat, bagaimapun juga, tidak bisa berlaga di ISL. Begitu juga, apakah ada mukjizat di Divisi Utama, seandainya kami benar-benar tidak bisa di ISL. Tetapi, kami tetap berusaha," ujar Anang.

Diakui staf ahli Walikota Kediri itu, biaya operasional tim membengkak ketika berlaga di ISL. Masalah keuangan mulai mendera tim ketika klub diharamkan "menyusu" dari dana APBD. Mengikuti kompetisi seperti makan buah simalakama ketika sulit mencari sponsor.

"Untuk bisa bermain di ISL, paling tidak kita memerlukan anggaran antara Rp 15-18 miliar. Sementara, sekarang ini, kami sulit mendapatkan donatur," aku Anang Kurniawan.
Baca Selengkapnya ...

Persik Belum Punya Dana Bermain di Divisi Utama

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Manajemen Persik Kediri mengakui tim Macan Putih sedang mengalami kesulitan dana, sehingga berujung terhadap pencoretan klub tersebut dari keikutsertaan di Indonesia Super League (ISL) 2015.

CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono sebelumnya menyatakan, Persik dan Persiwa Wamena masuk dalam kategori klub yang dinilai memiliki kelemahan dari segi finansial untuk mengarungi ISL 2015. Persik dan Persiwa juga masih belum bisa dipastikan bermain di Divisi Utama, karena menunggu keputusan dari PSSI.

Manajer Persik Anang Kurniawan mengatakan, manajemen dan pengurus menerima keputusan PT Liga tersebut. Kendati demikian, manajemen akan berusaha mencari sponsor agar bisa mengikuti kompetisi musim 2015, dan ia tetap berharap ada keajaiban. - Catering Murah -

“Kami berusaha agar Persik tidak terkubur, dan berupaya mengambil langkah lebih lanjut. Kami akan mencari uang untuk persiapan 2015. Sekalipun tidak bisa berlaga di ISL, kami berharap ada mukjizat untuk bermain di Divisi Utama,” kata Anang.

Seperti diketahui sampai saat ini manajemen masih mempunyai tanggungan utang sekitar Rp 2 miliar pada pemain.

"Saya akui klub masih punya utang, namun kami sama sekali tidak berniat lepas tangan. Sebaliknya, kami tengah berjuang sekuat tenaga menyelesaikan utang itu," ujar Barnadi, Ketum Persik.

"Kami sedang melakukan negosiasi dengan sejumlah investor. Paling lambat akhir Januari utang kami bisa diselesaikan," imbuhnya.

Namun, saat ditanya detail sampai sejauh mana perkembangan negosiasi dengan calon investor, Barnadi tak bisa menjawab.
Baca Selengkapnya ...

Keputusan Coret Persik dari ISL 2015 Sudah Final

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Euforia Persik Kediri usai memenangi laga final Piala Gubernur Jatim 2015, tidak berlangsung lama. Hanya dalam kurun 24 jam, muncul kabar mengejutkan, yakni pencoretan nama Macan Putih sebagai peserta Liga Super Indonesia (ISL) musim ini.

Kabar ini langsung menuai reaksi dari manajemen tim. Salah satu upayanya adalah dengan meyakinkan PT Liga Indonesia selaku operator liga, bahwa Persik sudah memiliki sponsor dan siap bertarung di pentas ISL 2015.

"Kami sudah dengar kabar itu sore hari. Tapi, kami terus berikhtiar agar tetap berlaga di ISL. Kami akan berusaha sampai sudah tidak ada lagi kesempatan untuk itu," jelas Media Officer Persik, Yahya Bahri, tak lama setelah mendapat kabar dari PT LI.

"Saat ini, kami terus berusaha negosiasi dengan pihak sponsor, salah satunya Gudang Garam dan perusahaan-perusahaan lain di Kediri. Ini salah satu usaha kami dalam meyakinkan PT LI. Kalau kemudian Persik tetap diputuskan tampil di Divisi Utama, kami akan mempersiapkan tim untuk kompetisi tersebut," sambungnya. - Catering Malang -

Pada kesempatan terpisah, gagalnya tim idola tampil di ISL 2015 membuat Persikmania berduka. Padahal, mereka baru saja bersuka cita usai meraih gelar juara Piala Gubernur Jatim kali kelima.

"Seharusnya manajemen bisa solid dan komitmen dalam menanganinya bukan sebaliknya. Adanya kabar Persik tidak bisa ikut ISL, kami hanya bisa pasrah," keluh salah satu pentolan Persikmania, Widodo.

Sementara itu Persik Kediri sudah pasti tidak akan mengikuti Indonesia Super League 2015. Posisi mereka juga tidak akan diganti oleh klub lain. Ini disampaikan oleh CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (13/1/2015) sore.

"Keputusan itu sudah final," kata Joko.

Tanpa Persik Kediri dan Persiwa Wamena, tersisa 18 klub yang akan tampil pada ISL musim depan. Posisi kedua klub tidak akan diganti oleh klub lain agar kompetisi diikuti oleh 20 klub.

"PT Liga tidak mengusulkan pergantian," jelas Joko.

Persik batal ikut serta pada ISL 2015 karena tidak lolos verifikasi. Verifikasi difokuskan pada finansial dan infrastruktur. Persik dan Persiwa termasuk kategori klub yang lemah dari segi finansial untuk mengikuti ISL.

PT Liga Indonesia (PT LI) tak lagi menggubris usaha dari Persik Kediri untuk mendapatkan sponsor. Regulator Indonesia Super League (ISL) 2015 tersebut, memastikan jika putusan mereka bersifat tetap.

Hari ini, PT LI sudah menyelesaikan surat resmi pemberitahuan ke klub terkait hasil verifikasi dan tidak lolosnya Persik Kediri dan Persiwa Wamena untuk tampil di ISL 2015.

"Mereka tunggu saja, suratnya sudah selesai dan langsung dikirim hari ini," ucap Sekretaris PT LI Tigor Shalom Boboy saat ditemui di PT LI siang hari ini (13/1).

Tigor berharap klub cepat menerima dan membaca surat tersebut. Sehingga, klub tak lagi bicara ngalor-ngidul soal mencari sponsor dan berusaha memenuhi proyeksi finansial ke depan.

"Sudah terlambat, kemarin verifikasi dan rapat pleno sudah memutuskan. Jadi mereka harus menerima itu," paparnya.

PT LI menurut Tigor sudah memberikan waktu beberapa bulan belakangan bagi klub untuk gerilya. Tujuannya, agar pada masa verifikasi, klub bisa memenuhi persyaratan untuk tetap berkompetisi. Jika tak mampu, berarti klub tak layak tampil di ISL.
Baca Selengkapnya ...