VIVA-PERSIK, Menurunkan tim terkuat, Argentina kembali gagal meraih poin penuh setelah ditahan imbang tanpa gol oleh Kolombia, di partai kedua Grup A Copa Amerika, di Stadion Brigadier General Estanislao López, Santa Fé, Kamis (7/7) pagi WIB.
Tim Tango seolah mati akal untuk menembus permainan kolektif yang diperagakan Mario Yepes dkk. Hasil ini membuat peluang Argentina untuk lolos ke babak berikutnya harus ditentukan oleh performa tim lain. Di partai terakhir kontra Kosta Rika, bukan pekerjaan mudah meski wakil Concacaf tersebut tampil tak maksimal.
Pada pertandingan kemarin, puluhan ribu suporter tuan rumah terlihat geram dan gelisah. Pasalnya, La Albiceleste kembali menunjukkan performa buruk di lini depan dan belakang. Paling parah terjadi di area depan, yang kembali bermain tak produktif dalam mengancam gawang ‘tim tamu’.
Bayangkan saja, lima striker tajam mendapat kesempatan dari pelatih Sergio Batista untuk turun, namun tak satupun yang mampu mengoyak jala Luis Martinez. Lima peluang emas sukses digagalkan kiper andalan asal klub Once Caldas tersebut. Tak heran kalau media-media di Argentina menyebut lima striker tersebut sebagai La Quinto Mandul!.
Kombinasi pertama yang berisi trio Ezequiel Lavezzi, Lionel Messi dan Carlos Tevez menjadi korban efektifitas permainan kuartet berpengalaman Mario Yepes, Luis Perea, Pablo armero dan Camilo Zuniga. Tak kunjung menuai hasil, Batista memasukkan dua orang sekaligus, yakni Sergio Aguero dan Gonzalo Higuain. Walhasil, dalam 20 menit terakhir, perempatfinalis Piala Dunia 2010 ini berlaga dengan empat striker tajam Eropa, yakni Lionel Messi (Barcelona), Carlos Tevez (Manchester City), Sergio Aguero (Atletico Madrid) dan Gonzalo Higuain (Real Madrid).
Sayang, aksi mereka juga tak menebar ancaman berarti, justru lowongnya lini tengah berhasil dimanfaatkan beberapa kali oleh Radamel Falcao dkk. Beruntung, kiper Sergio Romero bermain gemilang, dengan mencatat tiga penyelamatan luar biasa di babak kedua. Mandulnya lima striker, empat di antaranya dalam 20 menit terakhir, bisa terlihat dari statistik yang menyebut, masing-masing hanya sekali menembak, kecuali Aguero yang satu-satunya tembakan tak mengenai sasaran.
Hasil ini membuat publik tuan rumah khawatir kegagalan di tahun 1987, saat mereka menjadi tuan rumah, namun tak bisa keluar menjadi juara usai hanya duduk di peringkat empat turnamen, yang dulu hanya diikuti sembilan negara. Pelatih Sergio Batista menangkap kekhawatiran tersebut, dan langsung menjamin kalau mereka akan tetap lolos sebagai runner up dengan lima poin.
“Saya tetap percaya diri para pemainku bisa memberi yang terbaik bagi suporter. Mereka barisan jugador yang sangat handal, punya jam terbang tinggi dan tahu apa yang harus dikerjakan di partai terakhir kontra Kosta Rika. Saya akui, kami terlalu lamban di lini depan dan bergantung pada Leo Messi. Carlitos dan Lavezzi kurang optimal, begitu juga Gago, yang tak banyak membantu. Ini kesalahan kolektif, dan kami akan perbaiki di partai berikutnya. Kami butuh dukungan seratus persen dari suporter di partai terakhir nanti,” ujar Batista, di Buenos Aires Herald.
Ia menegaskan, lebih baik timnya memikirkan laga terakhir dibanding menyesali apa yang terjadi melawan Kolombia.
“Partai malam ini sudah tutup buku, biarkan kami yang memikirkan strategi baru nanti. Kami butuh ketenangan dan berpikir jernih agar partai ‘final’ nanti bisa berjalan lancar. Kami harus membuktikan mentalitas tim,” terang Batista.
Mengenai permainan buruk Messi dalam dua partai, yang hanya mengoleksi dua tembakan, suksesor Diego Maradona mengakui, ruang tembak dan bergerak jagoan El Barca itu tak selebar yang diharapkan.
“Lagi-lagi ini kesalahan tim, seharusnya kami bisa mengeksploitasi kemampuan Leo, tapi ruang itu seperti tertutup, para pemain Kolombia. Lawan memang bermain lebih efektif, lawan tahu bagaimana ciri khas permainan Leo dan menutupnya dengan bagus,” imbuh Batista.
Di kubu Kolombia, aura kekecawaan tampak terlihat, terutama di wajah kapten Mario Yepes dan pelatih Hernan Gomez. Bagi keduanya, hasil seri seharusnya tak terjadi andaikan lini depan bisa mengoptimalkan peluang. Tercatat, ada tiga peluang bersih di depan gawang Argentina yang gagal dieksekusi dengan baik oleh Carlos Moreno, Dayro Moreno dan striker tajam, Radamel Falcao.
“Permainan tim benar-benar menyenangkan, karena kami menikmati apa yang terjadi di lapangan. Tim bermain tanpa beban, sehingga semua serangan mereka bisa kami patahkan, dan alur bola kami juga sangat bagus. Sayang, kami tak bisa menjebol jala mereka. Seharusnya ada satu atau dua gol, karena kami punya banyak peluang yang tak tuntas,” sebut Yepes.
Pelatih Hernan Gomez mengaku kaget dengan kegagalan Falcao dkk mengkonversi peluang menjadi gol.
“Aneh, kami tak bisa merobek jala mereka. Padahal peluang yang sama mereka dapatkan seperti saat melibas Kosta Rika. Kami tak boleh menurunkan ritme permainan, karena seharusnya Argentina sudah takluk di tangan prajurit-prajurit hebat ini. Argentina bermain mengurung, tapi soliditas anak buahku luar biasa,” tutur Gomez.
Sang pelatih benar, lini penggempur yang diarsiteki Freddy Guarin, Gustavo Ramos dan Dayro Moreno sukses membuat pontang-panting Javier Zanetti, Nicolas Burdisso, Pablo Zabaleta da Gabriel Milito. Andai saja lebih tengan, baik Falcao maupun duo Moreno, bisa membuat petaka ke gawang Sergio Romero.
Apa Kata Mereka :
Sergio Batista (www.ca2011.com)
Keputusan memainkan empat striker agar lini pertahanan Kolombia terpecah. Sayang hal itu tak terjadi karena pergerakan pemainku cenderung monoton. Lini tengah menjadi bolong, karena dua pemainku berstatus sebagai gelandang bertahan. Seharusnya ada satu sayap, tapi waktu yang membuatku tak bisa menurunkan siapapun, termasuk Lavezzi, karena empat pemain harus ada di depan sejajar. Secara umum kami mendominasi, tapi memang finishing touch-nya sangat kurang. Lini pertahanan juga makin keropos, dan ini tak boleh terjadi melawan Kosta Rika. Saya harap, dalam beberapa hari ini kami bisa menemukan bentuk permainan bagus. (bud)
Hernan Gomez (www.buenosairesherald.com)
Saya sangat senang dengan pola kerjasama Abel (Aguilar), Gustavo (Ramos), Dayro (Moreno), Carlos (Moreno) dan Fredy (Guarin), yang mampu menyokong pergerakan Falcao. Saya yakin, kami hanya kurang beruntung untuk bisa menjebol jala Argentina. Permainan anak buahku makin efektif, dan membuat kami percaya diri bisa lolos ke babak berikutnya. Melawan Bolivia, kami harus menekan sejak awal, dan saya harap fisik para pemainku tak berkurang setelah dua partai dalam ritme cepat. (bud)
LIHAT JUGA :
» JADWAL,HASIL dan KLASEMEN DIVISI UTAMA 2010-2011
» JADWAL,HASIL dan KLASEMEN SUPER LIGA 2010-2011
» TOP SKOR dan KLASEMEN LIGA PRIMER INDONESIA 2011
» JADWAL dan HASIL LIGA CHAMPION EROPA 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA INGGRIS 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA SPANYOL 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA ITALIA 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA JERMAN 2010-2011. Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey