VIVA-PERSIK, Kebiasaan merokok bagi sebagian orang merupakan salah satu aktivitas menyenangkan yang mampu menenangkan pikiran. Tak ayal masyarakat perokok mendewakan benda ini dan amat bergantung padanya. Meski mereka tak memungkiri peluang petaka akibat kebiasaan mengisap rokok. Memang sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok. Faktanya sebanyak 70% perokok ingin berhenti, tetapi hanya 5%-10% yang dapat melakukannya tanpa bantuan. Mereka sudah merokok antara 5 - 10 tahun.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 mencatat secara nasional rata-rata jumlah batang rokok yang diisap tiap hari oleh 52,3% perokok adalah 1-10 batang dan 20% perokok mengisap 11-20 batang per hari.
Sahid Sahirman Memorial Hospital (SSMH) pada tahun 2010 melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap 2.654 orang. Dari hasil anamnesa, sebesar 69% tidak merokok, sebanyak 31% mempunyai kebiasaan merokok 11-20 batang per hari.
“Kurang lebih 94% pasien perokok dari hasil pemeriksaan medis menderita penyakit kronis,” ungkap dr Harry A Alamudin MA, Direktur Medis SSMH, pada saat pembukaan Klinik Stop Merokok di SSMH, Rabu (13/7).
Jumlah perokok di Indonesia memang sangat mencengangkan. Negara kita menempati jumlah perokok nomor tiga dan nomor satu di Asia Tenggara berdasarkan data WHO. Di tingkat atas, ada China dan diikuti negara India di peringkat kedua. Indonesia juga pengonsumsi tembakau nomor lima di dunia, yakni mencapai 215 miliar batang per tahun.
Dari sumber yang sama tersingkap fakta bahwa 70% perokok mulai merokok sebelum usia 19 tahun. Dan sebesar 12,77% sudah merokok sejak di bangku sekolah dasar (SD).
Salah satu zat yang terkandung dalam rokok, yakni nikotin, diyakini membuat perokok menjadi ketagihan dan sulit berhenti merokok.
“Selesai merokok, zat dopamin akan berkurang sehingga menghilangkan rasa nyaman tadi dan timbul keinginan untuk kembali merokok,” tutur dr Aulia Sani Sp JP (K) FJCC FIHA FasCC.
Menjawab permasalahan di atas, SSMH bekerja sama dengan PT Pfizer Indonesia membuka Klinik Stop Merokok bagi mereka yang kecanduan. Klinik merokok ini memberikan terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis, dilengkapi dengan fasilitas medis yang memadai dan didukung oleh tenaga ahli. Kompetensi tenaga medis dalam klinik ini terdiri atas dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis paru, spesialis tim stroke unit, spesialis penyakit dalam, dokter umum hingga spesialis penyakit jiwa atau psikiatri.
“Pada pertemuan awal, dokter akan melakukan tes ketergantungan nikotin lewat pertanyaan yang diberikan. Berapa batang rokok per hari, sudah berapa lama, nah dari situ bisa dinilai skala ketergantungannya,” kata Direktur Operasional SSMH drg Yusrahma Nurina MARS.
Selanjutnya pasien dibimbing untuk membuat komitmen mengenai sejauh mana keinginan berhenti merokok. Adapun dalam terapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi nasihat singkat dan sharing dengan sesama perokok.
“Untuk keberhasilan, sebaiknya perokok memproklamirkan diri kepada keluarga, kerabat dan teman bahwa dia sudah berhenti merokok. Jadi kalau tiba-tiba merokok, akan diingatkan orang lain,” kata spesialis penyakit jiwa SSMH, dr Sylvia D Elvira SpKJ (K). (sri noviarni)
LIHAT JUGA :
» JADWAL,HASIL dan KLASEMEN DIVISI UTAMA 2010-2011
» JADWAL,HASIL dan KLASEMEN SUPER LIGA 2010-2011
» TOP SKOR dan KLASEMEN LIGA PRIMER INDONESIA 2011
» JADWAL dan HASIL LIGA CHAMPION EROPA 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA INGGRIS 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA SPANYOL 2010-2011.
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA ITALIA 2010-2011.
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA JERMAN 2010-2011. Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey
