Ya, Persik sepertinya sudah kehilangan akal untuk kembali bersanding dengan klub-klub elit tanah air. Mantan juara Divisi Utama (sebelum era ISL) 2003 dan 2006 ini tidak mempunyai modal berarti untuk bisa mentas dari kasta kedua.
Awal musim lalu, Persik sebenarnya cukup serius mematok target promosi. Nyatanya tak semudah yang dibayangkan, problem keuangan kembali menjadi ganjalan utama tim kebanggaan Kota Tahu yang membuat target tak pernah berhasil dibidik.
Musim depan tampaknya lebih parah. Jika awal musim lalu Persik masih menyimpan semangat, musim depan masih tergantung situasi. Artinya, Macan Putih hanya bisa membaik jika kondisi finansial tidak ada masalah. Sedangkan saat ini saja klub belum bisa menggaji pemain.
“Memang benar problem yang dihadapi Persik adalah finansial. Kami juga sangat khawatir persoalan yang sama kembali menjadi kendala musim depan. Bermain di Divisi Utama sangat tidak mudah mencari sponsor,” ujar Barnadi, Sekretaris Persik.
Ibaratnya, digambarkan Barnadi, Persik seakan sudah terjebak dan sulit untuk keluar dari Divisi Utama. Setelah jatuh ke kompetisi level dua, Persik menjadi kesulitan mencari dana. Sedangkan tanpa dana memadai, hampir mustahil bisa promosi. Persik seperti terhimpit.
Persik sempat sumringah ketika Konsorsium LPI membeli mayoritas saham klub dengan syarat harus merger dengan Minangkabau FC. Sayang, walau pendanaan ditanggung konsorsium, keuangan masih seret dan menjadi pemain frustrasi.
Disinggung soal target musim depan, manajemen Persik belum bisa memastikan. Walau tetap mengemban misi promosi ke level tertinggi, namun tidak ada yang berani menjamin perjalanan tim Ungu bakal lancar sesuai harapan.
Kondisi yang nyaris tanpa visi inilah yang membuat Persikmania semakin furstrasi. Minat untuk datang ke Stadion Brawijaya pun semakin luntur sejak klub yang musim lalu di latih Djoko Malis tidak pernah menunjukkan perbaikan prestasi.
“Hingga kini kami masih belum mempunyai rancangan untuk musim depan. Semua tergantung kesiapan dana dan unsur lainnya. Manajemen tetap berharap situasi bisa membaik dan akan melakukan semuanya sebaik mungkin,” ujarnya.
Pengalaman musim lalu, Persik juga terlambat dalam persiapan tim karena tidak adanya dana yang mencukupi. Akibatnya, klub ini kehilangan pelatih Jaya Hartono dan hanya sebatas memanfaatkan bakat-bakat lokal selama Divisi Utama.
Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey