Perjalanan klub sepak bola Persik Kediri hampir pasti berakhir. Pengurus klub menyatakan tak bisa melanjutkan pengoperasian tim karena mengalami defisit keuangan luar biasa.
Sekretaris Persik, Barnadi, mengatakan tak ada lagi jalan keluar untuk menyelamatkan timnya. Berhentinya kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Kediri dan minimnya sponsor yang mau membiayai Persik menjadi alasan bangkrutnya tim ini.
"Tak ada uang sama sekali untuk melanjutkan kompetisi, meski turun (dari Liga Super Indonesia 2014) ke Divisi Utama (tahun ini)," katanya kepada Tempo di sekretariat Persik, di Jalan Diponegoro, Kota Kediri, kemarin.
Dengan raut kesedihan yang mendalam, Barnadi mengatakan kelangsungan Persik sudah hampir pasti selesai. Bahkan sebenarnya, sejak kompetisi Liga Super Indonesia tahun lalu, keuangan Persik sudah bangkrut. Tim itu tak memiliki dana sama sekali dan justru meninggalkan utang gaji pemain yang tak sedikit.
Namun tim berjulukan Macan Putih ini tetap bisa mengikuti Liga Super Indonesia setelah mantan manajer Persik yang kini menjabat manajer Arema Cronus Malang, Iwan Budianto, memberikan kucuran dana segar senilai Rp 6 miliar. Dana itulah yang menjadi modal Persik melakoni kompetisi Liga Super tahun lalu, meski dengan kondisi serba terbatas. "Sekarang, setelah Mas Iwan angkat tangan, kami tak bisa apa-apa," kata Barnadi. - Prasmanan Pengantin -
Karena itu, meski pengurus bisa menerima pencoretan PT Liga dari Liga Super Indonesia 2015 ke Divisi Utama Liga Indonesia tahun ini, tak ada uang sama sekali untuk melakoni kompetisi itu. Bahkan, hingga kini, utang pengurus ke berbagai pihak terus menumpuk. Yang terbesar adalah utang gaji kepada pemain yang sudah lama ditunggak.
Tanda-tanda kebangkrutan inilah yang membuat pengurus mulai melepas pemain mereka untuk dipulangkan dari penginapan pemain. Mereka dibebaskan untuk mencari klub lain sambil menunggu manajemen Persik menyelesaikan tunggakan gaji mereka. "Kita bebaskan mereka keluar," kata Barnadi dengan nada pasrah.
Barnadi sendiri mengaku tak begitu kaget atas situasi ini. Bahkan, secara pribadi, dia berharap PT Liga sudah mendepak Persik sejak tahun lalu saat melakukan verifikasi administrasi dan lapangan. Namun, karena PT Liga masih memandang Iwan Budianto, akhirnya tim itu diloloskan pada tahapan verifikasi setelah menerima kucuran dana dari Iwan.
Karena itu, alasan PT Liga kali ini untuk mencoret Persik dengan dalih tak lolos verifikasi administrasi dan lapangan dinilai cukup ganjil. Kepada pengurus Persik, PT Liga mengatakan Persik tak memiliki stadion yang layak karena hanya mampu menampung 15 ribu penonton. Sedangkan idealnya, daya tampung stadion adalah 30 ribu penonton. "Harusnya sejak dulu Persik dicoret karena daya tampungnya memang kecil," kata Barnadi.
Minimnya kapasitas tribun penonton inilah yang turut memicu kebangkrutan Persik dengan menyumbang pendapatan penjualan tiket sebesar Rp 1,2 miliar dalam satu musim kompetisi. Padahal Stadion Kanjuruhan Malang pernah mencatatkan angka yang sama dalam hanya satu kali pertandingan karena daya tampungnya yang besar dengan tiket yang mahal.
Kini Barnadi tak bisa berbuat apa-apa setelah Persik dalam kondisi bangkrut. Dia justru menyatakan akan berkonsentrasi pada pemain di bawah usia 19 tahun atau U-19 dan melepas tim yang pernah menjuarai divisi tertinggi Liga Indonesia tersebut.
Sedangkan Manajer Persik, Anang Kurniawan, mengatakan utang gaji pemain ini mencapai angka Rp 4 miliar. Rata-rata gaji mereka diutang selama 2-4 bulan. Dia mengakui hingga saat ini tak ada satu pun sponsor besar yang mau membiayai klubnya, termasuk Gudang Garam. Beberapa sponsor yang bekerja sama masih bertaraf kecil, seperti membiayai pembuatan seragam dan kegiatan operasional lain. "Tapi kami akan berjuang sampai injury time," katanya dengan nada menerawang.
Sayang tak ada satu pun pemain yang bisa dimintai komentar tentang hal ini. Kemarin sore, suasana di Sekretariat Persik, yang biasanya diwarnai lalu-lalang pemain, tak ada aktivitas. Beberapa pengurus tampak terduduk lesu di ruangan sambil mengisap rokok. Tampak koordinator suporter Persik, Henri Ego, mondar-mandir bersama anggotanya. Mereka segera menghindar dan masuk ke ruangan tertutup saat melihat kehadiran wartawan.
(Koran Tempo) Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey