Partai derby Jawa Barat yang dipimpin oleh Najamuddin Aspiran berakhir dengan kericuhan. Beragam keputusan 'aneh' yang dikeluarkannya di sepanjang pertandingan tersebut dianggap terlalu memihak tuan rumah. Kesabaran ribuan pendukung Persib Bandung yang memadati stadion pun menipis hingga terjadi kericuhan.
Meski pemantik kerusuhan dimulai oleh perayaan gol berlebihan yang dilakukan oleh salah satu anggota dewan Karawang, tetap saja wasit Najamuddin Aspiran menjadi sasaran tembak offisial dan pendukung Persib Bandung hingga dia harus diamankan.
Beragam komentar miring datang dari kubu Persib bandung seusai pertandingan. H. Umuh Muchtar, manajer Persib mengungkapkan pihaknya siap mengajukan banding dan meminta pertandingan ulang pada BLI. Hal ini dikemukakan karena timnya merasa dikecewakan oleh kepemimpinan wasit. Bahkan manajer yang dikenal memiliki kumis tebal itu menyebut Najamuddin Aspiran seperti wasit yang tidak tahu aturan.
Hal senada datang dari kapten Maung Bandung Nova Arianto. Bek tangguh yang dibesarkan Persebaya Surabaya itu mengeluarkan komentar bernada sinis melalui akunnya di Twitter dan Facebook, dengan berharap Pelita tidak terdegradasi dan mengutarakan keyakinan hal itu dapat terwujud dengan catatan wasit yang memimpin pertandingan memiliki kualitas yang sama. "Ha.5x selamat aja bt Pelita semoga tdk degradasi, tp saya yakin kl wasit spt itu terus Pelita pst lolos kok .. " demikian kata Nova selengkapnya.
Komentar lainnya datang dari legiun asing Persib Satoshi Otomo. Pemain Jepang yang pernah mengecap ketatnya kompetisi di Jerman itu, mengatakan kualitas wasit bagai wasit divisi tiga amatir di Jepang. "Pertandingan kemarin merupakan pertandingan terburuk di sepakbola," ujar Satoshi yang pernah memperkuat FC Reimsbach. Satoshi menambahkan, di Jepang tidak pernah ada stasiun televisi yang membatalkan siaran langsung apabila telah dipublikasikan jadwalnya.
Lalu siapakah Najamuddin Aspiran ini? Bagaimana kiprahnya di Superliga Indonesia ? Setelah ditelusuri, wasit asal Balikpapan itu ternyata pernah mendapat predikat sebagai wasit paling fair play. Kala itu, Najamuddin Aspiran mengalahkan kandidat lainnya yaitu Jimmy Napitupulu dan Aeng Suarlan.
Meski demikian, sebelumnya pada tahun 2007 Najamuddin Aspiran pernah diberitakan dipukul oleh pelatih Singo Edan saat itu Miroslav Janu di kabin pesawat seusai memimpin pertandingan antara Persmin dan Arema Indonesia. Namun Janu akhirnya lolos dari hukuman karena dinilai tidak terbukti melakukan tindakan tersebut.
Pada musim kompetisi Superliga 2008/09, keluhan terhadap Najamuddin kembali mengemuka. Kali ini datangnya dari pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan yang merasa kekalahan timnya dari Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan karena ulah wasit yang tidak menjalankan tugas dengan baik.
Keluhan yang sama datang dari Pelita Jaya bulan Maret lalu ketika dikalahkan Persija Jakarta 2-0. Asisten pelatih Pelita Jaya saat itu Jajang Nurjaman mengatakan Najamuddin Aspiran terkesan berat sebelah, salah satu indikasinya adalah dianulirnya gol Reduanne Barkaoui.
Tidak berhenti di sana. Awal bulan ini, pelatih Persib Bandung Jaya Hartono mengutarakan hal serupa. Menurut pelatih yang pernah menuai sukses besar bersama Persik Kediri itu, Najamuddin tidak bisa melindungi pemain. Banyak keputusan pelanggaran yang seharusnya bukan pelanggaran dan begitu pula sebaliknya.
Kayaknya memang tak pernah berhenti insan bola Indonesia membicarakan kualitas wasit di negeri sendiri, dan seakan saat musim kompetisi bergulir hal ini menjadi trends dikalangan insan bola Indonesia. Ada satu pertanyaan yang mengganjal yaitu Kapan kita bisa ekspor wasit ke kejuaraan internasional misalkan Piala Dunia ( World Cup ) bila soal kepemimpinan wasit terus menerus dapat sorotan.
Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey