Sejarah diperkirakan memengaruhi emosi, seperti halnya pertemuan Inggris dan Argentina di Piala Dunia 1986. Perang Malvinas menjadi isu yang mengitari pertemuan mereka.
Namun, pelatih Iran Afshin Ghotbi, berpikir sebaliknya. Menurut dia, pertemuan Iran-Irak di sepak bola justru akan menjadi jembatan persaudaraan antarkedua negara yang lama tidak harmonis.
Meski begitu, yang pasti, kedua tim dalam tekanan untuk menang. Irak sebagai juara bertahan ingin menjaga kehormatan. Sebaliknya, Iran—yang punya tradisi sepak bola lebih baik—tidak mau ditenggelamkan seteru lama. Maka, banyak media menulis pertandingan ini lebih seru daripada final.
"Ini bukan sebuah perang, tapi hanya sepak bola. Yang menarik dari sepak bola adalah, olahraga ini membawa persatuan. Saya harap, pertandingan nanti membaurkan kedua negara sebagai sahabat," harap Ghotbi.
Pelatih Irak Wolfgang Sidka mengaku tak tahu wacana politik antarkedua negara. Apalagi, dia orang Jerman. Dia juga meminta pemainnya untuk tidak berpikir lain selain sepak bola.
"Saya tidak tahu apakah para pemain kami dari golongan Suni, Syiah, atau Kurdi. Saya tidak pernah menanyakannya kepada mereka. Yang terpenting bagi saya adalah hubungan yang baik di tim," ujar Sidka.
"Kami punya tanggung jawab besar. Tugas kami adalah menampilkan permainan terbaik dan membuat rakyat Irak bahagia," katanya.
Perang Iran-Irak pada 1980-1988 memang sejarah kelam kedua negara. Perang itu menewaskan ratusan ribu orang dari kedua belah pihak. Sejak Amerika Serikat menginvansi Irak, negeri itu kini didominasi pemimpin Syiah yang punya hubungan dekat dengan Syiah di Iran.
Hanya saja, sejumlah rakyat Irak curiga Iran punya pengaruh di Baghdad, termasuk adanya serangkaian penembakan. Ini yang membuat sentimen kedua wilayah tersebut sering masih tinggi, termasuk di kalangan suporter sepak bola.
Secara kualitas, kedua tim juga terhitung seimbang. Irak membuat kejutan pada 2007. Di saat negara dalam situasi karut-marut, mereka malah tampil bagus dan menjadi juara Piala Asia. Namun, setelah itu kualitas mereka menurun dan sempat diberi sanksi FIFA, hingga turun dari peringkat ke-58 menjadi ke-101.
Sidka menangani Irak sejak Agustus 2010. Irak kembali membaik dan menang dalam delapan pertandingan sejak September, termasuk lolos ke semifinal Piala Teluk.
"Tahun 2007 adalah sukses besar dan kejutan besar. Tapi, ini turnamen baru dan kami harus memulai segalanya dari nol lagi," kata Sidka.
Meski begitu, Iran tidak meremehkan Irak. Menurut Ghotbi, Irak tetap tim bagus dan berbahaya.
"Irak punya tim bagus dan saya sangat menghormati mereka. Tapi, saya yakin tim kami lebih baik. Kami melakukan persiapan dengan baik. Kami punya kualitas untuk menjuarai Piala Asia," kata Ghotbi.
Iran - Irak pertama kali bertemu di Piala Asia 1972 di Thailand. Saat itu Iran menang 2-0. Empat tahun kemudian di ajang yang sama di Iran, tuan rmah mengalahkan Irak dengan skor sama. Dalam 20 tahun kemudian, keduanya bertemu di Uni Emirat Arab dan kali ini Irak menang 2-1. Pada 2000 di Lebanon, kedua tim kembali bertemu dan Iran menang 1-0.
(AP/kompas)
LIHAT JUGA :
» JADWAL,HASIL dan KLASEMEN DIVISI UTAMA 2010-2011
» JADWAL,HASIL dan KLASEMEN SUPER LIGA 2010-2011
» JADWAL dan HASIL LIGA CHAMPION EROPA 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA INGGRIS 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA SPANYOL 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA ITALIA 2010-2011
» JADWAL dan KLASEMEN LIGA JERMAN 2010-2011 Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey