Firman Utina dkk pantas merendah menghadapi salah satu macan Asia tersebut. Apalagi, Team Melli merupakan langganan mewakili Asia di kancah Piala Dunia. Karena itu, Merah Putih akan menimba ilmu dari tim besutan Carlos Queiroz tersebut.
“Selain Iran lawan yang berat, setidaknya kami bisa mengenal cara bermain mereka. Walau nanti permainan kami tidak sempurna, minimal ada pelajaran berharga yang bisa didapat saat bertemu Iran,” ungkap gelandang timnas Indonesia Firman Utina.
Kendati Team Melli memiliki kualitas di atas Indonesia, Firman optimistis timnas akan memberikan perlawanan. Sebab meski diunggulkan, Javad Nekounam dkk diprediksi memiliki kelemahan. Kekurangan itu yang akan dimaksimalkan Firman dkk.
“Iran adalah tim kuat, tapi dalam sepak bola semua masih bisa terjadi. Apalagi mereka tentu mempunyai kelemahan. Kami harus terus berjuang keras dan tidak boleh sedikit pun lengah,” tutur pemain kelahiran Manado tersebut.
Selain mengingatkan rekan-rekannya selalu waspada saat bentrok dengan Iran, Firman punya sedikit pengalaman yang akan dibagi kepada rekannya saat menjalani laga-laga internasional. Gelandang serang yang dipercaya berseragam timnas sejak 2001 ini menginginkan timnya membuang jauh-jauh perasaan grogi. Sebab perasaan itu akan merusak semua konsentrasi saat bermain.
“Lawan bisa dibilang sangat sulit dikalahkan, bahkan mereka merupakan salah satu tim raksasa Asia. Tapi yang penting, harus percaya diri dan tidak grogi saat berada di dalam lapangan. Jangan terus berpikir mustahil dengan kekuatan lawan yang sulit dikalahkan. Sebab jika sebelum bertanding sudah pesimistis, itu akan menjadi pertanda buruk ke depannya,” papar mantan gelandang Arema Indonesia itu.
Sayang, keinginan Firman agar timnya rileks tak ditunjang dengan kebugaran pemain. Merah Putih saat ini tengah diliputi masalah kurang kondusifnya kebugaran pemain saat menghadapi Iran di kandangnya.
Fisioterapi timnas Mathias Ibo menyatakan, kebugaran pemain masih mengkhawatirkan. Sinyal itu akan menjadi pertanda buruknya persiapan timnas, meski PSSI telah mendatangkan pelatih fisik asal Belanda Raymon Verheijen sebagai konsultan.
Menurut Mathias, kehadiran Verheijen masih belum dapat memecahkan masalah stamina Firman dkk. Fisioterapi asal Malang ini mengklaim stamina pemain timnas hanya mencapai 80%.
“Masalah ini sebenarnya membuat kami pusing. Kalau boleh mengatakan hal yang sejujurnya, kondisi pemain masih sangat minim.Sebab sampai saat ini belum ada peningkatan yang bisa dibilang bagus,” ungkap Mathias.
Menurunnya kondisi pemain timnas disinyalir mayoritas pemain menjalani ibadah puasa. Itu yang membuat kondisi fisik pemain seakan sulit dibenahi, karena pasokan nutrisi para pemain tidak bisa diberikan secara maksimal.
“Untuk menjaga fisik pemain sangat sulit pada bulan ini. Kami tidak bisa memberikan makanan bernutrisi tinggi karena para pemain kebanyakan menjalani puasa. Jika pemberian suplemen, bisa dilakukan pagi, siang dan malam. Sekarang hanya malam dan sebelum sahur,” tandas Mathias. (sindo) Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey