Sebelumnya, PSSI telah menetapkan 18 klub tetapi kemudian diubah menjadi 24 klub. 24 klub yang turun di kompetisi tertinggi adalah 14 klub ISL, empat klub promosi serta enam klub baru. Enam klub baru yang ditunjuk oleh PSSI guna melengkapi 24 klub adalah Persema Malang, PSM Makassar, PSMS Medan, Bontang FC, Persibo Brojonegoro dan Persebaya Surabaya. La Nyalla berpendapat, keputusan PSSI menetapkan enam klub baru tampil di kompetisi tertinggi hanyalah upaya untuk menyelamatkan LPI agar bermain di kasta tertinggi. Selain itu, menurut La Nyalla, keputusan tersebut telah melanggar statuta PSSI.
"Jika seperti ini terus, jangan salahkan saya untuk mengusahakan KLB. Soalnya, ini sudah melanggar statuta. Buku sucinya dilanggar. Dulu katanya Pak Nurdin halid melanggar statuta, loh ini apa? Ini lebih parah," jelas La Nyalla kepada wartawan di Kantor PSSI, Jumat (23/9/2011) sore.
La Nyalla menjelaskan, Persibo dan Persema, tidak bisa serta-merta bermain di kasta tertinggi karena sudah dicabut keanggotaannya dalam Kongres PSSI di Bali karena memilih bermain di Liga Primer Indonesia (LPI).
"Penunjukkan Persema dan Persibo dasarnya apa diaudu dengan teman-teman di ISL. Padahal kemarin bermain di LPI, sekarang ko ada di ISl. Secara hari nurani, saya harus membela Persema dan Persibo karena dia anggota saya dari Jawa Timur. Tapi dia hadapan Allah, saya tidak mengganggu aturan yang ada. Siapapun di belakangnya, saya tidak takut. Saya beranggapan ini untuk menyelamatkan LPI-LPI itu supaya main. Seperti contoh Persebaya. Persebaya masih dalam masih dalam konflik dualisme. Mereka ingin mengusahakan Persebaya 1927 ikut. Padahal musim lalu, mereka tidak ikut kompetisi ISL. Sudah jelas Persebaya Wisnu yang boleh ikut," tegasnya.
"Persebaya dan PSMS katanya kota ikon dan bisa jadi pesan sponsor. Padahal, dalam statuta, tidak ada kategori kota ikon. Ini yang saya tentang. Sampai terakhir, saya tidak memberi keputusan. Kalau saya dianggap sendiri menentang, tidak ada apa-apa," tambahnya lagi.
La Nyalla juga memprotes kriteria terpilihnya Persebaya dan PSMS karena keduanya adalah kota ikon dan bisa membantu pesan sponsor. Padahal, lanjutnya, kriteria ini tidak tercantum dalam statuta. Oleh karena itu, sampai keputusan terakhir, La Nyala mengaku tidak memberikan suaranya. Dia pun tak ragu jikalau hanya dirinya sendiri yang berbeda pendapat. Selain itu, La Nyala juga membantah bahwa status Persema dan Persibo telah dipulihkan.
"Nyatanya, saya cek ke Pak Joko (Anggota KN) dan Pak Agum Gumelar (Ketua KN) tidak ada. Tidak benar dicabut. Pak Djohar bilang kalau Pak Agum menyetakan bahwa hukuman kedua klub itu sudah dicabut di KN. Ternyata setelah dicek yang dicabut hukuman PSM. Tapi hukuman komdis tidak dicabut," tandasnya.
(kompas) Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey