Di era tahun 80-an hingga 90-an, makanan kreco atau keong sawah ini, banyak dijual keliling. Dulu penjual kreco ini biasanya naik sepeda pancal, dibelakang membonceng keranjang berisi panci atau menggunakan kuwali sebagai tempat kreco rebus. Ada juga penjual kreco yang jalan kaki sambil membawa pikulan, kiri kanan dibebani panci berisi kreco, berikut daun pisang sebagai wadah. Biasanya sambil keliling kampung penjual menjajakan dagangannya dengan suara nyaring “kreee ..Cooo”. itu masa lalu dan kini sudah jarang kita temui.
Kalau anda ingin mengenang masa kecil menikmati kreco, kini masih ada yang menekuni jualan kreco, dialah pak Basuki yang mangkal di jalan IR Sutami, dari markas Kodim 0809 ke arah timur, tepatnya depan SMK Kertanegara. Alasannya simpel dia masih mempertahankan jualan Kreco, karena makanan tradisional dan banyak yang menyukai.
Basuki yang asli warga desa Plosorejo Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri, masa lalunya pernah jualan kreco keliling, karena sepi akhirnya berhenti. Tapi sejak satu setengah tahun lalu, niat jualan kreco kembali muncul.
Kreco atau siput ini, paling besar seukuran biji salak, tapi ada yang lebih besar lagi, namanya kul. Sebenarnya kreco dan kul ini musuh petani, karena merupakan hama padi, dan memang biasanya ada pada musim hujan, disaat petani menanam padi atau berada di daerah rawa. Bahkan untuk mendapatkan kreco, Basuki harus mencari sampai Nganjuk dan Tulungagung.
Daging kreco atau kul ini, kalau sudah dimasak tekstur dagingnya empuk dan kenyal. Tetapi dibalik rasa enaknya daging kreco, proses masaknya ternyata juga panjang. Dari kreco mentah, terlebih dulu dihilangkan ujung cangkangnya dengan menggunakan pisau atau parang, dan dilakukan satu persatu. Ini untuk menghilangkan kotoran siput dari dalam cangkang. Kemudian dikukus hingga matang, setelah dingin baru di cuci untuk menghilangkan kotoran tanah dan lumut yang menempel. Selanjutnya kreco matang ini kembali direbus bersama beberapa rempah, cabe, parutan kelapa dan garam.
Setelah proses masak selesai, kreco rebus ini siap disantap. Uniknya kreco yang banyak mengandung protein ini cara memakannya harus di keluarkan dulu dari cangkang menggunakan tusuk gigi atau lidi yang ujungnya lincip, atau cara lain dengan disedot langsung. Selain itu kol juga bisa disajikan dengan bentuk sate, dengan melepas terlebih dulu dari cangkang dan makannya menggunakan sambel kacang plus kecap, ‘hemmm’ lezaaat’.
Menurut Basuki jualan kreco dan sate kol lumayan hasilnya, dalam 1 panci kreco bisa laku hingga Rp 75 ribu untungnya 50 persen lebih. Jika musim, bisa laku hingga 3 panci, terutama saat liburan dan hariraya.
Kalau dulu penjual kreco dan sate kul hanya jualan saat musim hujan atau musim panen padi, tapi sekarang Basuki bisa jualan sepanjang tahun. Karena dia ternak kreco sendiri di rumahnya. Selain itu dia juga mendapatkan setoran kreco dari peternak lainnya yang juga tetangganya di desa Plosorejo Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri.
Jika anda rindu nikmatnya makan kreco dan sate kul, Basuki menggelar daganganya di depan SMK Kertanegara jalan Ir Sutami Kediri. Dagangannya digelar sederhana di pinggir jalan menggunakan obrok kayu berwarna hijau yang telah dilepas dari motornya.
(Diki Pramana/AndhikaFM). Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey