Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan DKP Kota Kediri Endang Kartika mengatakan, study banding bertujuan untuk membuka cakrawala masyarakat dalam mengelola sampah. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari sejumlah upaya yang sudah ditempuh DKP, antara lain, membentuk Kader Bank Sampah, melakuka pembinaan pada masyarakat tentang cara memanfaatkan sampah menjadi barang bernilai ekonomis.
"Kegiatan ini untuk membuka wacana para KSM agar megetahui dikelola seperti apa kedepannya TPS yang ada di kota kediri, sehingga volume sampah di kota Kediri bisa berkurang, dan bagaimana sampah bisa dijadikan berkah untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi warga yang peduli dengan sampah," kata Kabid Kebersihan DKP Kota Kediri Endang Kartika, Selasa (21/10/2014).
Dalam study banding ini, imbuh Endang Kartika, peserta diberikan wawasan untuk ikut berpikir berpikir bersama tentang masalah sampah, bagaimana cara mengolah sampah, memanagemen sampah yang baik sehingga tidak menimbulkan permasalahan yang baru dalam pengelolaan sampah.
"Jika kita berbicara masalah sampah, ini adalah masalah sosial, jika kita berpikir masalah bisnis sebuah TPST juga tidak akan berhasil, untuk itu harus benar orang-orang yang peduli masalah lingkungan," ungkap Supardi Ketua TPST Mulyoagung.
Menurutnya, jika pengelolaan dan Mangemen sampah dilakukan dengan baik, ini akan menjadi berkah bagi masyarakt yang peduli dengan lingkungan, paling bisa ikut berpartisipasi mendukung program pemerintah dalam menjaga kebersihan dan pengurangan angka pengangguran.
"Seperti halnya disini, selain lingkungan bersih, kami mampu menyerap tenaga kerja dari warga yang kurang mampu hingga 80 orang dengan gaji mencapai Rp 900 ribu hinga Rp 1,5 juta" terangnya.
Dia menjelaskan, jika TPST yang dia kelola ini mampu menampung sampah Organik dan non Organik hingga 2 ton perhari, dan dalam melakukan pemilahan sampah hanya dilakukan satu hari, sehingga tidak ada sampah yang menginap dalam TPST nya dan tidak menimbulkan bau yang menyengat.
Saat ini TPST Mulyoagung ini menampung dari 8000 rumah tangga dengan volume sampah 2 ton perhari. Dengan jumlah ini yang mampu dikelola dengan jumlah sampah yang berhasil di kelola 49 persen lapak benih jual, 39 persen dijadikan pupuk organik, dan hanya 12 persen sampah yang tidak bisa dikelola.
Sementara itu, dari data DKP kota Kediri, saat ada 5 rumah kompos di Kota kediri, yakni rumah kompos Banjar Melati, Rumah Kompos Bujel, Dandangan, Bandar lor, Ngronggo. Kelima rumah kompos ini belum mampu berfungsi secara maksimal sehingga DKP kota kediri berencana akan mengirim KSM untuk pelatihan ke TPST Mulyoagung Malang.
(nng/but/beritajatim.com) Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey