Selamat Datang di Viva Persik
Info Seputar Kediri dan sekitarnya, Persik Kediri dan Persikmania

Hajar Blitar United 4-1, Persik Kediri Menjanjikan

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Skuad Macan Putih memulai kampanyenya menjelang babak play off Liga 2 Indonesia dengan kemenangan. Beruji coba melawan Blitar United di Stadion Brawijaya kemarin, Sendy Pratama dkk menang dengan skor telak 4-1. Banyak hal positif yang bisa dipetik dari friendly match ini, namun Riono Asnan, pelatih baru Persik belum puas. “Harusnya serangan lebih efektif. Banyak peluang terbuang sia-sia,” ujarnya.

Menurutnya, kelemahan itu akan segera ia tutup dalam beberapa latihan ke depan. Pelatih asal Surabaya ini mengatakan, serangan memang menjadi PR bagi Persik Kediri. Hanya saja, waktu evaluasi memang sangat mepet. Pasalnya, Rabu depan (11/10), Persik sudah harus bertanding melawan FC Yakuhimo di Sidoarjo.“Mepet sekali, tapi kami akan maksimalkan lagi pola permainan ini. Saya yakin anak-anak bisa,” tandasnya.

Skor telak dalam pertandingan kemarin memang tak menggambarkan permainan di lapangan. Meski beda kasta, namun skuad Blitar United (BU) benar-benar memberikan perlawanan keras. Buktinya, meski tertinggal tiga gol di babak pertama dan awal babak kedua melalui gol Abanda Rahman 5’, Slamet Larso Hariadi 21’, dan Beni Oktovianto 50’, BU mampu membalasnya melalui Aan K di menit ke-55. Sebelum akhirnya ditutup oleh gol playmaker Persik, Sendy Pratama di menit ke-78.

Pertandingan sendiri berlangsung cukup keras. Tak jarang para pemain Persik dan BU terlibat benturan. Namun dengan formasi 4-4-2 yang dikembangkan coach Rio, sapaan akrab Riono Asnan, lini serang Persik memang lebih variatif. Jika di fase grup Liga 2 lalu kerap bertumpu pada sayap, kali ini serangan Persik juga menggunakan lini tengah sebagai tumpuannya.

Pertandingan kali ini juga menjadi ajang show duet baru Persik, yakni Abdul Abanda Rahman dan Slamet Larso Hariadi. Meski baru sehari diduetkan, namun permainan keduanya terlihat padu.

Abanda yang selama ini kerap menjadi lone striker, kini punya rekan yang bisa membantunya menekan di kotak penalti. Saat lawan menerapkan man to man marking, Abanda bisa memantulkan bola ke Larso. Begitu pula sebaliknya.

Meski ditempatkan sebagai second striker, Larso pun juga mampu bermain melebar. Dengan kecepatannya, ia bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Bima Ragil saat melakukan penetrasi. “Mereka berdua (Abanda-Larso, Red) memang harus segera menyatu. Karena itu saya coba,” ujar coach Rio.

Menurut Riono, kombinasi keduanya bisa menjadi alternatif ketika penyerang-penyerang Persik mengalami kebuntuan. “Kami butuh pembaruan di sektor depan. Dan dua striker bisa menjadi pilihan,” tandasnya.
(noe/die)

Baca Selengkapnya ...

Riono Asnan Isi Kekosongan Pelatih Persik Kediri

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Menjelang babak playoff Liga 2 2017, Persik Kediri melakukan pergantian pelatih. Bejo Sugiantoro digeser oleh Riono Asnan.

Bejo harus mengikuti pelatihan lisensi kepelatihan B-AFC selama satu bulan. Saat ini, mantan pemain Persebaya Surabaya itu masih berstatus C-AFC.

Padahal, Persik harus menjalani laga krusial. Tim berjuluk Macan Putih itu dalam misi mengamankan posisi di iga 2 dengan bertanding di Grup B babak play off Liga 2 2017 bersama PSIR Rembang, Yahukimo FC, dan PS Timah Bangka Belitung, mulai 11 Oktober di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

"Ini yang saya takutkan, waktu kepelatihan lisensi B-AFC saya bersamaan dengan jadwal playoff sehingga saya harus mengundurkan diri melatih Persik," ucap Bejo usai menghadiri sesi terakhir latihan di Stadion Brawijaya, Selasa (3/10/2017).

Bejo sekaligus menepis isu ketidakharmonisan Persikmania dengan Bejo. sebelumnya disebut-sebut Bejo dicopot dari kursi pelatih setelah hasil buruk Persik sepanjang musim.

"Itu kan pandangan orang, saya terserah apa kata orang, yang jelas surat rekomendasi PSSI juga sudah diterima sekretariat Persik. Saya juga berat meninggalkan tim ini, karena saya merasa bertanggung jawab dengan Persik ini," Bejo menegaskan.

Sementara itu, Anang Kurniawan, manajer Persik Kediri juga menyebut manajemen klub tak memiliki masalah dengan Bejo. Dia bilang pergantian pelatih semata-mata disebabkan jadwal yang tak sinkron.

"Tidak ada dan tidak benar kalau Bejo dilepas atau diberhentikan, semuanya murni karena jadwal Bejo yang bersamaan dengan playoff, apalagi saat ini Persik akan all out jadi, Persik tetap jalan dengan pelatih baru Riono Asnan," tegas Anang.

Riono Asnan, pelatih yang pernah melatih kesebelasan Persebaya, Persijap dan mantan pemain nasional era 80 an ini melihat Persik Kediri merupakan pemain yang sudah siap tarung dengan skill yang mempuni, namun permasalahan mental yang menjadi masalah utama dan perlu diperhatikan lebih intensif.

"Persik ini kemampuannya sudah bagus, namun karena pemain muda, mentalnya perlu diperhatikan lebih, apalagi Liga 2 termasuk liga yang keras dan jelang playoff," jelas Riono.
Baca Selengkapnya ...

Jelang Play Off, Bejo Tinggalkan Persik Kediri

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Lima hari menjelang tampil di babak play-off Liga 2 2017, Persik Kediri terpaksa kehilangan sang pelatih, Sugiantoro. Ia harus mengikuti kursus pelatih lisensi AFC B di Jakarta.

Tak ayal, ketika pengumuman agenda kursus pelatih itu datang, salah satu legenda hidup Persebaya Surabaya itu dihinggapi kegalauan luar biasa untuk memilih di antara dua tugas yang sama-sama penting buatnya.

"Saya jelas bingung dan galau karena saya tak menduga bila jadwal kursus begitu cepat datang. Apalagi, agenda itu bersamaan dengan babak play-off untuk penentuan nasib Persik di Liga 2 nanti," ungkap Sugiantoro.

Mantan bek timnas dan Persebaya itu pun harus berkonsultasi dengan petinggi Persik dan keluarga untuk menentukan pilihan.

"Langkah pertama, sebagai muslim, saya melakukan istiqarah untuk mohon petunjuk kepada Allah SWT agar diberi pilihan terbaik. Saya pun minta izin kepada manajemen Persik. Alhamdulillah, pengurus melepas saya untuk ikut kursus," kata Sugiantoro.

Otomatis, sejak Selasa (3/10/2017), ayah kapten Timnas U-19, Rachmat Irianto, ini dengan berat hati harus meninggalkan Persik untuk bersiap menjalani kursus.

"Saya tetap memberikan program latihan dan memaksimalkan persiapan Persik ke play-off. Selanjutnya, tugas saya ditangani asisten M. Rofi dan Alfiat. Saya akan terus memantau di sela-sela agenda kursus nanti," ucap Sugiantoro.
Baca Selengkapnya ...

11 Oktober Siap Tanding Persik Kediri vs Yakuhimo FC

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Akhirnya jadwal play off Liga 2 pun telah resmi keluar. Dan, sebagai laga pembuka skuad Macan Putih, mereka harus menghadapi tim dari Papua, Yakuhimo FC. Pertandingan itu akan berlangsung 11 Oktober di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

“Kami siap untuk pertandingan nanti,” tegas pelatih Bejo Sugiantoro, kepada Jawa Pos Radar Kediri.

Partai melawan Yakuhimo sangat penting. Menjadi pijakan bagi skuad Macan Putih di pertandingan berikutnya. Bila hasil pertandingan pertama positif beban mereka menjadi lebih ringan. Sekaligus peluang untuk bertahan di Liga 2 terbuka lebar.

Sebagai pelatih, lanjut Bejo, ia tidak menginginkan timnya yang juga penyandang juara Ligina 2003 dan 2006 ini tergusur dari Liga 2. Apalagi, dari sisi kualitas, para pemainnya justru lebih unggul bila dibandingkan tim lain di grup 6. Kalaupun akhirnya mereka harus bermain di babak play off, menurutnya, itu karena faktor keberuntungan saja.

Nah, agar tujuan itu tercapai, target timnya saat ini adalah menjadi juara grup F ini. Sebab, status juara grup akan memberi mereka jatah langsung bertahan. Sedangkan bila menjadi runner up, nilai mereka diadu terlebih dulu untuk menentukan runner up terbaik dari semua grup.

Yang jadi tugas Bejo saa ini adalah mengembalikan motivasi pemain. Harus diakui, kegagalan menembus babak 16 besar lalu memunbulkan kekecewaan di hati pemain. Karena itulah Bejo memberikan motivasi kepada pemain mudanya. Bejo sangat serius ingin menggodog mental tim yang didominasi pemain muda. “Saya tentu nggak ingin mereka tumbang begitu saja. Persik jelas punya kualitas dari dulu,” imbuh mantan bek legendaris Persebaya ini.

Namun semua perkataan Bejo itu tentunya akan berusaha diusahakan semaksimal mungkin ketika menghadapi FC Yahukimo. Tak hanya itu, setelah menyelesaikan Grup 6 lalu, Bejo dan jajaran pelatih belum memberikan materi taktik dan strategi. Lebih banyak pemain dilatih fisiknya.

Pelatih yang pernah merumput bersama timnas Indonesia ini punya alasan tertentu. Yakni tentang daya tahan pemain yang harus ditingkatkan. Sebab, setelah melakoni laga perdana dengan FC Yahukimo, hanya selang tiga hari kemudian Persik harus meladeni PS Timah Bangka.

Tiga hari kemudian dilanjutkan dengan laga pamungkas melawan PSIR Rembang. Tentunya, seminggu tersebut akan menguras tenaga para pemain. Sehingga, Bejo harus menyiapkan stamina mereka dengan matang. “Sementara endurance-nya dulu, kalau taktik menyusul,” pungkas Bejo.

(rk/noe/die/JPR)
Baca Selengkapnya ...

Persik Kediri Antiklimaks

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Kesaktian Persik Kediri di kompetisi ISC B akhirnya tak berlaku saat menyeberang lautan dan menghadapi Martapura FC. Kekalahan 4-0 diderita Persik sekaligus kekalahan pertama sejak mengikuti ISC B. Ini menjadi antiklimaks bagi Macan Putih.

Dua pertandingan babak 16 besar tanpa kemenangan menjadi catatan kurang menjanjikan dalam misi lolos ke babak selanjutnya. Pelatih Persik Kediri Kas Hartadi tak membantah kini timnya harus bekerja jauh lebih keras di laga-laga berikutnya.

"Saya akui pertandingan lawan Martapura FC menjadi penampilan terburuk Persik sepanjang ISC B. Kami mengalami antiklimaks dan pilihan satu-satunya adalah berusaha lebih keras untuk mendapat poin sebanyak mungkin di pertandingan-pertandingan selanjutnya," kata Kas.

Eks pelatih Sriwijaya FC tersebut juga terkejut timnya bisa dengan mudah kecolongan empat gol. Padahal selama persiapan sebelum babak 16 besar timnya dalam kondisi bagus, termasuk menahan imbang Madura United dalam program ujicoba.

Namun tanda-tanda menurunnya performa Persik sudah terbaca ketika menghadapi Perserang Serang di Stadion Brawijaya, Kediri, yang berakhir imbang 0-0. Padahal sebelumnya Stadion Brawijaya selalu menjadi jaminan tiga angka bagi tim kesayangan Persikmania.

"Hasil ini membawa konsekuensi logis, bahwa kami harus secepatnya membenahi diri dan lebih fokus pada pertandingan ke depan. Kami punya tim berpengalaman, jadi idealnya bisa merespons situasi ini dengan baik," lanjut Kas.

Persik masih mempunyai empat pertandingan, yakni kontra Perserang Serang (away), Martapura FC (home), serta Celebest FC (home & away). Melihat jadwal tersebut, maka Macan Putih tak cukup hanya mengoptimalkan laga home.
Baca Selengkapnya ...

Persik Tatap 16 Besar dengan Modal Rekor Bagus

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Persik Kediri menatap babak 16 besar Indonesia Soccer Championship (ISC) B 2016 dengan gairah tinggi. Macan Putih yang belum pernah tersentuh kekalahan dalam 10 laga Grup 6, optimistis bisa melewati babak 16 besar dengan sukses.

Melihat karakter dan sikap tim sejauh ini, Pelatih Persik Kediri Kas Hartadi yakin timnya bisa melewati tahap demi tahap ISC B. Target lolos ke babak 8 besar pun yakin bisa dilalui.

"Saya paham, persaingan akan jauh lebih berat," papar Kas Hartadi. "Tim yang lolos ke 16 besar tentu punya kualitas tersendiri dan target yang tidak main-main. Saya pribadi yakin ambisi tim Persik Kediri akan lebih besar untuk bisa menggapai posisi tertinggi di ISC B."

Ambisi tersebut menurutnya menjadi modal spesial untuk menghadapi ketatnya persaingan di fase berikutnya. Menurut Kas ambisi untuk tidak kalah sudah terlihat sejak awal putaran grup, yang akhirnya membuat tim ungu tak tersentuh kekalahan.

"Saya senang melihat pemain selalu tertantang dan tidak mau kalah, siapa pun lawan yang dihadapi. Sampai sekarang itu tetap terjaga dan saya meminta itu terus dijaga. Persik membutuhkan tekad dan ambisi besar untuk meraih prestasi terbaik," lanjut eks pelatih Sriwijaya FC.

Disinggung soal pesaing terberat dalam perebutan memburu status juara, Kas tak menyebut secara spesifik. Dia hanya menegaskan bahwa tim yang lolos mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri dan siapa pun yang dihadapi Persik tetap menjadi lawan berat.

Karena itulah Kas mewanti-wanti agar pemainnya tetap menginjak bumi meski tak pernah merasakan kekalahan di babak grup. Menurutnya rekor tak terkalahkan dalam 10 pertandingan bukan sebuah jaminan bakal mudah melewati fase 16 besar.

"Selain kualitas lawan, tantangan terberat bagi Persik adalah diri sendiri. Kami harus tetap rendah hati dan respek pada semua pesaing, tak perlu membanggakan diri sebagai tim yang tak pernah terkalahkan. Bagaimana pun Persik belum meraih apa-apa," demikian Kas Hartadi.

Persik Kediri masih meliburkan tim dalam waktu yang cukup lama, terhitung sejak tuntasnya putaran grup atau selepas laga kontra Persepam Madura Utama. Rencananya Wimba Sutan dkk bakal kembali berlatih pada 23 Agustus nanti sebagai awal persiapan 16 besar.
Baca Selengkapnya ...

Sadar Diri, Persik Kediri Bakal Berhemat

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Manajemen Persik Kediri bersikap realistis soal besaran nilai gaji para pemain yang akan dikontrak untuk tampil di Indonesia Soccer Championship (ISC) B bulan April 2016 mendatang. Karena keuangan Tim Macan Putih belum sehat pasca kasus tunggakan utang ke pelatih dan pemain pada Indonesia Super League (ISL) 2014 lalu, manajemen klub mengisyaratkan pemain tak akan diberi gaji besar.

"Kami belajar banyak dari pengalaman lalu. Selama ini manajemen selalu memberi nilai kontrak tinggi dengan gaji besar. Di ISC B nanti kita harus berhemat. Kami patok gaji tertinggi hanya Rp 7,5 juta per bulan untuk pemain kategori bintang atau senior," tutur Barnadi, Ketua Umum Persik pada Kamis (31/3/2016).

Apalagi, lanjut Barnadi, hingga saat ini Persik belum ounya modal awal untuk uang muka kontrak maupun kebutuhan operasional lainnya, seperti latihan dan konsumsi.

"Kami belum tahu sumber dananya. Apakah dari sponsor seperti CSR PT Gudang Garam atau talangan uang pribadi pengurus. Kami akan rapatkan soal keuangan itu. Yang jelas, kami harus punya modal untuk ikut ISC B nanti," kata
Barnadi.

Sejak 2003, Persik memang bak gulali bagi pemain. Ibarat pepatah ada gula ada semut. Pemain bintang pun berbondong-bondong ke Kediri karena iming-iming kontrak besar. Setelah dua kali juara Liga Indonesia 2003 dan 2006, sebenarnya keuangan Persik mulai kembang kempis.

"Namun tetap saja banyak pemain berminat ke Persik. Karena mereka tetap beranggapan ini klub besar dan kaya. Anggapan itulah yang kemudian jadi beban pengurus. Berikutnya, kami harus realistis kepada pemain," ucap Barnadi.

Dengan tawaran gaji minim, manajemen pun mulai berinisiatif memberdayakan pemain-pemain muda Kediri hasil kompetisi internal Asosiasi Kotamadya PSSI Kota Kediri maupun jebolan Tim Macan Putih junior di ISL U-21 musim 2014. "Kami harus berani pakai pemain muda. Toh ISC B nanti tak ada degradasi. Jika Persik bernasib apes jadi juru kunci grup pun, kami masih tetap eksis tidak degradasi," ujar Barnadi.
Baca Selengkapnya ...

Biarkan Persik Kediri Mati Atau Temukan Investor

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Persik Kediri di ambang kematian setelah memutuskan vakum selama 2015. Eks pengurus Macan Putih menyatakan ketidaksanggupannya melanjutkan eksistensi klub karena persoalan finansial yang cukup rumit.

Persik Kediri sempat kembali ke Indonesia Super League (ISL) 2014 tapi kemudian kembali terdegradasi karena tak lolos finansial. Klub ini memutuskan vakum dan PT Liga Indonesia sempat memberikan kesempatan setahun untuk memulihkan kondisi keuangan.

Tapi hingga berakhirnya 2015 ini, tidak ada sinyal kebangkitan tim berjuluk Macan Putih. Eks pengurus pun menyatakan tak sanggup membangkitkan klub idola Persikmania tanpa dukungan sponsor yang meyakinkan. Bahkan kini Persik berada di ambang kematian.

Ada dua pilihan yang dihadapi Persik. Menemukan investor baru atau membiarkan klub mati. Itu menjadi konsekuensi logis karena sejak APBD Kota Kediri tak diperkenankan menggelontorkan dana, tim ungu tidak pernah lagi menemukan sumber dana yang benar-benar meyakinkan.

"Kami tidak sanggup mengurus Persik karena tidak adanya sponsor. Siapa saja yang ingin mengambil alih Persik silakan saja, atau mungkin ada klub baru yang menggantikan Persik di Kediri," ungkap Barnadi, yang saat ini menjabat Ketua Umum Persik Kediri.

Jika ada klub baru, tentu saja eksistensi Macan Putih harus berakhir. Klub yang dua kali juara Liga Indonesia tersebut bahkan hingga saat ini masih menunggak gaji pemain pada musim 2014 dan belum ada kejelasan kapan tunggakan-tunggakan akan dilunasi.

Sementara untuk mencari investor juga sulit, karena Persikmania tak menghendaki klubnya hengkang dari Kediri. "Persik memang terbuka untuk investor, tapi di sisi lain ada penolakan dari publik Kediri kalau klub ini harus berpindah ke kota lain," tambah Barnadi.

Dengan situasi ini, sangat sulit Persik bisa kembali bangkit pada 2016 nanti jika tidak ada perubahan drastis dari aspek finansial. Jangankan mengikuti kompetisi atau turnamen, bahkan untuk membentuk tim baru juga belum sanggup karena masih ada tunggakan yang harus dilunasi.

"Saya rasa jika kondisinya tetap seperti ini, saya meminta maaf kalau tidak bisa membangkitkan Persik lagi. Semoga ada perubahan besar dan Persik bisa kembali seperti dulu lagi. Saya sendiri sebenarnya tidak rela kalau Persik harus mati, karena klub ini punya sejarah bagus," tandas Barnadi.

Terakhir pada tahun 2014 silam, Persik sempat susah payah mencari sponsor, namun hanya segelintir yang bisa diraup. PT Gudang Garam saat itu juga hanya sekadar membantu tanpa ada hubungan sponsorship. Situasi seperti itu masih tetap sama walau sudah setahun berlalu.
Baca Selengkapnya ...

Persik Kediri Degradasi ke Liga Nusantara ?

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Kompetisi Divisi Utama musim 2015, bakal diikuti sebanyak 55 peserta dan dimulai pada 26 April mendatang. Namun, tidak akan diikuti Persik Kediri dan Persiwa Wamena.

Karena itu, keduanya terus berjuang supaya tidak terdegradasi dan bisa tetap berlaga di Divisi Utama. Terlebih, Persik dan Persiwa jika sebenarnya merupakan peserta Indonesia Super League (QNB League) musim ini.

"Dua klub tersebut seharusnya degradasi dari Divisi Utama. Namun, ada permohonan dari Kediri dan Wamena untuk tidak terdegradasi dari DU musim depan, karena mereka sebenarnya peserta ISL. Jadi semestinya, mereka musim ini tidak ikut kompetisi di ISL dan akan terdegradasi ke DU musim depan," ujar CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono

"Itu bukan domain kami untuk menjawab, itu domain PSSI. Kalau PT Liga, mereka terdegradasi dari DU untuk musim depan. Karena, mereka sudah valid untuk peserta Divisi Utama musim ini, tapi mundur dan harus terdegradasi dari Divisi Utama lagi," pungka Jokdri.

(sumber: bola.net)
Baca Selengkapnya ...

Persik Masih Terganjal Legalitas dan Financial

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Langkah Persik Kediri mengikuti kompetisi Divisi Utama belum sepenuhnya aman. Rencananya, akhir Maret ini kontestan kompetisi kasta kedua bakal menjalani verifikasi sebelum dinyatakan layak bertarung, walau jadwal kompetisi level ini belum ditentukan.
Dengan demikian Persik akan menjalani dua verifikasi, setelah sebelumnya tersungkur di verifikasi level Indonesia Super League (ISL). Lantas, setelah gagal berjibaku di ISL, akankah tim berjuluk Macan Putih bakal lebih mudah dalam verifikasi Divisi Utama?

Belum tentu. Persik masih memiliki beberapa problem yang berpotensi besar menjadi ganjalan dalam verifikasi nanti. Salah satunya dan paling fundamental adalah aspek finansial. Sejauh ini Persik belum memiliki sumber dana alias sponsor yang pasti.

Sebelumnya memang ada niatan dari PT. Gudang Garam untuk memberikan bantuan kepada Macan Putih. Juga ada dana patungan dari suporter Persikmania. Namun hingga saat ini belum jelas bagaimana nasib dua sumber dana tersebut.

Ditelisik lebih jauh, Persik juga kurang lengkap dalam aspek legal atau dokumen klub. Selama ini pengelola tim kebanggaan Kota Tahu tercatat atas nama PT. Bola Mandiri. Namun nama tersebut tidak tercantum dalam situs Departemen Hukum dan HAM (Depkumham).

Belum ada statemen dari manajemen terkait persoalan tersebut. Salah satu sumber di internal Persik hanya mengakui masih ada persoalan dalam finansial dan legal saat verifikasi nanti. "Memang masih ada masalah. Paling utama jelas finansial," kata sumber tersebut.

Jika kembali gagal verifikasi, maka bakal sangat memalukan bagi Persik Kediri dan tentunya semakin membuat Persikmania marah. Setelah gagal verifikasi ISL saja sebagian besar suporter sudah menuding manajemen kurang serius dalam pengelolaan tim.

Kerugian lain adalah tidak jelasnya nasib tim yang sudah dibangun kembali oleh pelatih Agus Yuwono. Persik pernah mengalami pembubaran tim dan staf kepelatihan Macan Putih harus memunguti puing-puing hingga kini mulai terbentuk lagi. Disinggung peluang Persik lolos verifikasi, Agus Yuwono menolak berkomentar soal itu.

"Tugas saya membentuk tim dan mempersiapkan kekuatan untuk Divisi Utama. Untuk verifikasi itu wewenang manajemen. Saya tetap berpikir Persik akan bermain di Divisi Utama," jelas Agus.

(sumber:Koran Sindo)
Baca Selengkapnya ...

Manajemen Persik Kediri Berubah Pikiran

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Persik Kediri sempat membubarkan tim dan berniat vakum di kompetisi selama setahun. Namun, manajemen Macan Putih akhirnya berubah pikiran dengan kembali ikut kompetisi.

Manajemen berhasrat mempertahankan eksistensi Persik di kompetisi profesional setelah dinyatakan gagal verifikasi Indonesia Super League (ISL). Dasar pemikirannya, belum ada jaminan kondisi finansial tim akan berubah signifikan walau nantinya absen dari kompetisi. Kini manajemen menyusun rencana kemungkinan mengikuti level Divisi Utama 2015, diawali seleksi pemain anyar mulai awal Februari.

"Kami berpikir sebaiknya memang tetap eksis di kompetisi. Rencananya akan ada pembentukan tim awal Februari nanti dimulai dengan seleksi pemain. Saat ini sebagian pemain lama masih ada di Kediri dan bisa dioptimalkan,"ujar Barnadi, sesepuh di manajemen Persik.

Pihaknya optimistis secara finansial mampu menghidupi tim di level Divisi Utama. Terutama setelah ada sinyal positif dari PT. Gudang Garam yang siap membantu, serta dukungan Pemerintah Kota Kediri dan Persikmania. "Kalau untuk Divisi Utama mungkin mampu,"kata dia.

Ini adalah langkah maju-mundur yang ditempuh Macan Putih dan sebenarnya membawa efek kurang baik pada tim. Sebelumnya manajemen memutuskan tim bubar dan membiarkan para pemain bergabung dengan tim lain, sehari setelah ada vonis gagal verifikasi dari PT. Liga Indonesia.

Saat itu manajemen memutuskan akan mengistirahatkan tim dan baru akan kembali pada 2016 nanti. Namun, setelah kehilangan banyak pemain, kini manajemen berniat ikut kompetisi bakal kembali melakukan seleksi pemain baru untuk Divisi Utama 2015.

Padahal jika tak membubarkan tim, sebenarnya tim ungu memiliki aset bagus kalau hanya bertanding di kasta kedua. Sejumlah pemain terbilang loyal di Stadion Brawijaya, sebut saja Qischil Gandruminny, Faris Aditama, Asep Budi, hingga Rendy Saputra. Kini mereka telanjur berkostum lain.

"Kondisinya waktu itu memang tidak menentu. Kami sendiri menyadari bahwa Persikmania ingin timnya tetap eksis, walau harus bermain di Divisi Utama lagi. Karena banyak yang mendukung Persik tetap jalan, kami berupaya melakukan yang terbaik,"kata Barnadi.

(SindoNews.com)
Baca Selengkapnya ...

Manajemen Persik Kediri Berharap Sedekah Persikmania

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Persik Kediri tampaknya sudah kehabisan akal untuk mendapatkan dana segar dalam jumlah besar. Langkah terakhir untuk mempertahankan tim agar tetap eksis di kompetisi adalah meminta “sedekah” dari supporter Persikmania dan pihak yang peduli.

Mengumpulkan sumbangan dari suporter merupakan langkah paling masuk akal sejauh ini. Sebab berharap pada PT Gudang Garam dan Pemerintah Kota Kediri belum mendapatkan sebuah kepastian tersedianya dana yang nyata secara nominal.

Manajer Persik Anang Kurniawan mengakui peran suporter sangat vital dalam kondisi seperti ini. Manajemen menurutnya sudah tak kurang upaya untuk mendekati sumber dana potensial di Kota Kediri, namun hasilnya tak membuat Macan Putih lolos verifikasi finansial.

"Tampaknya itu solusi yang bisa direalisasikan. Manajemen bisa bekerjasama dengan pihak bank untuk membuat rekening khusus agar Persikmania dan pihak-pihak yang peduli Persik bisa menyumbang. Kalau Persikmania setuju, konsep itu akan dijalankan," sebut Anang Kurniawan.

Ditambah kesediaan PT Gudang Garam untuk memberikan bantuan, dia optimistis konsep itu bisa menghidupi tim ungu di Divisi Utama 2016 nanti. "Divisi Utama butuh sekitar Rp4-5 miliar, saya yakin bisa tertutup kalau supporter mendukung penuh," tambahnya.

Namun konsep “sedekah” Persikmania tersebut masih menyisakan keraguan bagi beberapa kalangan supporter. Terutama soal pengawasan aliran dana yang nantinya terkumpul. "Yang rawan masalah adalah penggunaan dana dan pertanggungjawabannya'" ucap Yusuf Edi, Persikmania Gringging.

"Persikmania sudah bayar tiket ketika menonton di Stadion Brawijaya, kemudian masih membayar patungan. Kasihan kalau kemudian pengelolaannya asal-asalan. Kalau memang sudah siap mengelola sistem tersebut secara profesional, sebenarnya bagus juga," tambah dia.

Jika hanya dipersiapkan secara instan, Yusuf khawatir risikonya justru lebih besar lagi karena menyangkut banyak orang. "Sekarang saja banyak yang gak percaya ke manajemen. Apakah ada jaminan dana yang terkumpul nantinya tak diselewengkan?" katanya berlogika.

(SindoNews.com)
Baca Selengkapnya ...

Persik Kediri dan Jebakan Sepak Bola

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya
Saya pernah bertanya ke Ahn Jung-hwan, saat itu salah seorang pemain dengan bayaran termahal di Asia, dengan gaji sebesar yang dia miliki, apa yang kira-kira bisa dia lakukan di Kediri, kota yang harga semangkuk sotonya hanya sekitar Rp 4 ribu dan kehidupan malamnya selesai setelah pukul 21.00 WIB ?

Ketika itu, 19 Mei 2004, Ahn bersama timnya klub Jepang Yokohama F. Marinos, tengah melawat ke Kediri untuk melakoni laga penyisihan grup Liga Champions Asia melawan Persik. Dan, saya bersama beberapa wartawan saja diberi waktu khusus mewawancarai pemain yang diusir dari klub Italia Perugia setelah mencetak gol kemenangan Korea Selatan atas Italia dibabak 16 besar Piala Dunia 2002 tersebut.

Ahn tak menjawab pertanyaan saya. Lebih tepatnya, barangkali, tak bisa menjawab. Dia hanya menggeleng sembari sedikit tersenyum. Wajar. Untuk seorang pemain yang ketika itu dibayar USD 500 ribu (sekitar Rp 4,2 miliar dengan kurs saat itu) per musim, Kediri ribuan tahun cahaya bedanya dengan Seoul, Yokohama, atau Perugia sekalipun.

Tapi, justru di situlah poinnya. Sepak bola bisa mendatangkan kebanggaan tak terkira untuk kota seperti Kediri. Sebuah kota yang tak punya bandara dan jarak dari ibu kota provinsi masih tiga jam perjalanan darat.

Sepak bola yang bisa membuat warga Kota Tahu itu, ketika menghadapi orang yang kesulitan membayangkan letak geografis Kediri, tinggal bilang, “Itu tuh kota yang dua kali menjuarai Liga Indonesia.”

Ya, dua kali. Lebih banyak dari Persija Jakarta atau PSM Makassar dan sejajar dengan Persib Bandung serta Persebaya Surabaya. Dan, kita tahu, mereka adalah klub-klub legendaris tanah air dan berbasis di kota-kota besar.

Saya menyebut itu kebanggaan tak terkira karena saya teringat sebuah adegan di film Cidade de Deus alias City of God saat Buscape, karakter utama di film tentang kehidupan di salah satu favela di Rio de Janeiro tersebut, mendapat tumpangan dari seorang pria asal Sao Paulo.

“Anda dari Sao Paulo?” tanya Buscape

“Ya,” jawab si pria yang memberi tumpangan.

“Anda pasti orang kaya,” ujar Buscape lagi.

Di Brasil, Anda tahu, Sao Paulo dikenal sebagai pusat perekonomian. Ada sinisme atau kecemburuan umum yang berkembang di Negeri Samba itu, seperti tersirat dari pertanyaan Buscape, yang menganggap siapa saja yang berasal dari metropolitan berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa tersebut pastilah mapan secara finansial.

Dan, Brasileiro dari luar Sao Paulo hanya bisa melawan apa yang mereka persepsikan sebagai ketimpangan perekonomian itu melalui sepak bola. Maka, orang Rio, misalnya, begitu membanggakan Palmeiras yang merupakan klub paling populer di Brasil. Atau Maracana, stadion yang mendapat julukan kuil sepak bola, tempat dua final Piala Dunia digelar.

Sepak bola juga yang membuat warga Porto Alegre khususnya, dan Rio Grande do Sul, negara bagian paling selatan di Brasil, umumnya, bisa menepis stigma sebagai wilayah koboi dengan bakat membangkang. Dua klub jagoan mereka, Gremio dan Internacional, sama-sama pernah menjadi juara dunia. Dari sana pula, dari wilayah yang pernah memberontak dan memproklamirkan kemerdekaan itu, lahir Ronaldinho yang di masa jayanya seperti seorang penari balet di lapangan hijau.

Sepak bola bagi kota-kota seperti Kediri, Rio, atau Porto Alegre menjadi semacam identitas perlawanan. Atau kalau boleh mengutip James C. Scott, merupakan “senjata kaum lemah.” Sarana untuk mengentuti siapa saja yang berada di atas sana karena banyaknya uang di saku, baju tren terbaru yang dikenakan, atau mobil mengkilat yang dikendarai.

Tapi, di sisi lain, di situ pula jebakan sepak bola itu berada. Kebanggaan seperti yang melambungkan Kediri itu pada akhirnya juga membutakan. Lupa dengan keterbatasan kekuatan perekonomian dan daya dukung wilayah untuk menghidupi sebuah klub profesional di kompetisi level teratas.

Bagaimana mungkin mengharapkan Kediri yang hanya berada di urutan ke-12 dari 20 kota dan kabupaten di Jawa Timur dengan pendapatan per kapita tertinggi dalam data BPS 2013 bisa merawat sebuah klub yang kebutuhan tiap musim mencapai puluhan miliar dan terus meningkat dari waktu ke waktu ?

Dengan mengubah Persik menjadi sebuah PT dan mengoperasikannya murni sebagai entitas bisnis ? Anda pasti tahu betapa konyolnya harapan tersebut. Sudah dua dekade Liga Indonesia berjalan, klub-klub peserta hanya bisa hidup dari saweran donatur atau kebaikan hati para owner yang bergelimang duit.

Antusiasme penonton memang tinggi. Tapi, sulit berharap para sponsor bisa antusias menjalin kerja sama kalau tiap musim liga kita tak pernah lepas dari berbagai kebrengsekan. Plus absennya transparansi pengelolaan keuangan.

Karena itu, dicoretnya Persik Kediri dan Persiwa Wamena dari Indonesia Super League 2015, barangkali, adalah blessing in disguise. Sebuah kesempatan berefleksi bagi kedua tim itu, maupun klub-klub lain: benarkah mereka mampu menghidupi diri secara profesional ?

Toh kebanggaan bagi sebuah kota bisa datang dari mana saja. Salatiga, contohnya, tak punya klub profesional. Tapi, orang selamanya akan mengenang diklat di kota kecil nan dingin di Jawa Tengah itulah yang telah menelurkan Kurniawan Dwi Julianto, Gendut Doni, dan Bambang Pamungkas.

Langkah itu pula yang ditempuh Desportivo Brasil. Klub yang berdiri di Porto Feliz, sebuah kota kecil di Negara Bagian Sao Paulo itu, memilih berkonsentrasi pada pembinaan pemain muda, bukan prestasi di liga. Hasilnya, mereka sukses menggaet sejumlah klub besar Eropa untuk berkolaborasi sekaligus pasar buat mendistribusikan pesepak bola hasil didikan.

Untuk apa sebuah kota memaksakan diri mengelola sebuah klub sepak bola profesional kalau yang lebih banyak tersedia di wilayah mereka justru bakat-bakat di bulu tangkis, bola voli, basket, dayung, atau renang, misalnya? Menelurkan atlet yang bisa merebut medali di SEA Games—apalagi Asian Games dan Olimpiade—tak kalah membanggakan (atau malah mungkin jauh lebih membanggakan) ketimbang memiliki tim yang berlaga di ISL tapi di-uri-uri dengan cara yang tak rasional.

Jadi, pencoretan dari ISL bukanlah kiamat bagi Kediri. Justru kesempatan untuk menentukan sikap dan prioritas. Mengambil keputusan yang disesuaikan dengan kemampuan diri adalah sebuah pilihan bermartabat yang juga bisa membanggakan warga kota, meski mungkin sosok sekaliber Ahn Jung-hwan tak akan mampir lagi ke sana.

(Tatang Mahardika/JawaPos)
Baca Selengkapnya ...

Persik Pantang Menyerah Demi Eksistensi

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya
PT LI bergeming dengan keputusan tak loloskan Persik Kediri ke ISL 2015 karena problem finansial. Nasib serupa menimpa Persiwa Wamena. Pantang nyerah, Persik gugah publik dan pengusaha.

Tak ada kompromi bagi klub mana pun yang tak lolos verifikasi. Itu sikap PT Liga Indonesia (LI) demi tingkatkan mutu kompetisi sekaligus hindari bencana yang kerap guncang klub-klub di Tanah Air, terutama menyangkut finansial. Karena itu, PT LI tutup pintu Indonesia Super League (ISL) 2015 bagi Persik dan Persiwa.

PT LI bersikap tegas bukan karena diskriminasi. Ketegasan dipancang karena Persik dan Persiwa memang tak lolos versifikasi aspek finansial. PT LI putuskan ke-2 klub turun ke Divisi Utama (DU) 2015. Jika mereka pilih bubarka diri, PT LI pun tak campur tangan.

Menyusul keputusan tegas PT LI, manajemen Persik tak berdaya. Sempat ngotot tampil di ISL 2015 dengan cara gali dana dari para sponsor, PT LI bergeming. Skuad yang kadung dibentuk, bahkan baru saja juarai turnamen pramusim Piala Gubernur Jawa Timur (PGJ) 2015, akhirnya dibubarkan.

Meski begitu, bukan berarti Persik masuk liang kubur. Mereka malah tak ingin tenggelam kendati musim ini tak bisa ikut ISL. Mereka berusaha jaga eksistensi klub dan berjuang di DU 2015. Abdullah Abu Bakar, Walikota Kediri, pun minta para pengusaha di wilayahnya tergerak buat urunan hidupi tim Macan Putih.

Gayung mulai bersambut. Seruan Abu Bakar direspon positif para pecinta sepakbola Kediri. Mereka gelar pertemuan langsung dengan Abu Bakar. "Persik tak boleh lagi gunakan dana APBD. Jika memang semua sepakat, mari urunan dana demi selamatkan Persik. Kami juga gugah para pengusaha agar ikut dukung Persik," tukas Abu Bakar.

Buat realisasikan itu, Abu Bakar sarankan manajemen Persik buka rekening bank yang bisa diakses publik. Dengan begitu, dana urunan dari publik bisa langsung ditampung dalam 1 rekening. Tomi Ariwibowo, Ketua Pecinta Sepakbola Kediri, minta pimpinan daerah lebih dulu jadi teladan agar publik Kediri tergerak.

Sebelumnya, manajemen Persik sempat dapat lampu hijau dari produsen rokok PT Gudang Garam (GG) Tbk. Mereka bersedia atasi krisis dana Persik. Dalam pertemuan di Hotel Merdeka Kediri, Senin (19/1), Kepala Bidang Humas PT GG Tbk Kediri Iwhan Tri Cahyono menyatakan pihaknya siap berpartisipasi bagi Persik.

"Kami bahas 3 poin. PT GG punya tanggung jawab besar bagi negara dan bangsa terkait cukai, pajak, dan penyerapan lapangan kerja. PT GG juga punya tanggung jawab sosial yang disalurkan lewat program CSR (Corporate Social Responsibility). Saat ini, program CSR kami mengarah ke lingkungan hidup,รข€ ungkap Iwhan.

Khusus buat Persik, Iwhan tegaskan PT GG tetap siap berpartisipasi dalam batas yang wajar. Anang Kurniawan, tim manajer Persik, pun senang dan lega dengan komitmen PT GG. Berbekal komitmen itu, ia berjanji manajemen Persik bakal terus koordinasi dengan PT LI agar tim Macan Putih bisa tetap berkompetisi meski di level DU.

Data Persik
Nama: Persatuan Sepakbola Indonesia Kediri
Julukan: Macan Putih
Berdiri: 9 Mei 1950
Homebase: Stadion Brawijaya, Kediri
Kapasitas: 15.000 penonton
Ketua umum: Barnadi
Tim manajer: Anang Kurniawan
Jalur kompetisi: Degradasi dari Indonesia Super League (ISL) ke Divisi Utama (DU)
Posisi 2013: Urutan 3 DU (promosi ke ISL))

Prestasi
1999/2000: Juara Divisi II (promosi ke Divisi I)
2002: Juara Divisi I (promosi ke DU)
2003: Juara DU
2006: Juara DU
2013: Urutan 3 DU (promosi ke ISL)

Piala Gubernur Jawa Timur
Juara 2002, 2005, 2006, 2008, 2015
Baca Selengkapnya ...

Persik Kediri Gelap Mata Menggalang Dana

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Persik Kediri mulai 'gelap mata' dalam menggalang dana sponsor sebagai garansi tetap eksis di kompetisi profesional. Berbagai langkah pun ditempuh dengan melibatkan suporter Persikmania secara langsung, tentunya bertujuan memberikan pressure kepada sejumlah pihak.

Pekan lalu suporter berencana demontrasi meminta PT. Gudang Garam ikut andil dalam pendanaan Persik Kediri. Setelah produsen rokok tersebut bersedia membantu 'sewajarnya' tanpa ada kepastian nominal, sasaran selanjutnya adalah Pemerintah Kota Kediri.

Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar kini dalam tekanan walau sudah membuka audiensi dengan manajemen Persik dan Persikmania. Dalam pertemuan Rabu (21/1), walikota menyarankan supporter Persikmania patungan untuk membiayai tim di kompetisi.

Usulan wali kota tersebut tak membuat beberapa kalangan puas. Informasi yang beredar di Kediri, suporter kembali menyiapkan aksi yang ditujukan ke Pemerintah Kota Kediri. Tujuannya agar walikota lebih memberikan solusi nyata terkait krisis finansial Macan Putih.

"Ada suporter yang akan menggelar aksi, rencananya 26 Januari. Mereka ingin walikota membantu Persik secara nyata, tidak hanya sekadar mengusulkan agar Persikmania patungan. Tujuannya jelas ada dana segar dan Persik bisa ikut kompetisi," ujar sumber di Persik Kediri.

Wali kota Abdullah Abu Bakar berada dalam posisi sulit. Secara keuangan, sudah tidak mungkin membantu tim yang dua kali juara Liga Indonesia itu dengan uang pemerintah, setelah Anggaran Pendapatan dan Belanda Daerah (APBD) dilarang di klub profesional.

"Kami hanya bisa sebatas mewadahi atau menjembatani tim dalam memenuhi kebutuhan finansial. Untuk membantu secara langsung dengan dana segar juga tidak mungkin karena APBD dilarang. Pemerintah posisinya sangat terbatas dalam hal ini," Abdullah.

Pihak yang sangat potensial menjadi 'sasaran' Persik Kediri dalam mencari dana segar memang hanya PT. Gudang Garam dan Pemerintah Kota Kediri. Namun dua sumber dana yang pernah membesarkan Macan Putih itu kini nyaris tak bisa berbuat banyak.

(SindoNews.com)
Baca Selengkapnya ...

Gudang Garam Siap Urunan Buat Persik Kediri

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

PT Gudang Garam Tbk siap ikut patungan dalam batas wajar membantu membiayai Persik Kediri. Menurut warta Tribunnews.com pada Senin (19/1/2015), patungan atau urunan itu merupakan bentuk tanggung jawab sosial emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sebagai warga Kediri.

"Kami siap berpartisipasi untuk urunan membiayai Persik dalam batas yang wajar," ungkap Iwhan Tricahyono, Kepala Bidang Humas Gudang Garam.

Dijelaskan Iwhan, urunan dalam batas wajar ini dilakukan mengingat pengeluaran pembiayaan dari emiten berkode GGRM harus dipertanggungjawabkan kepada para pemegang saham.

Sementara itu, Anang Kurniawan, mantan Manajer Persik usai mengikuti pertemuan berterima kasih karena Gudang Garam telah berkomitmen untuk membantu urunan guna membiayai Persik. "Pada prinsipnya PT Gudang Garam siap suport Persik pada 2016," jelasnya.

Dijelaskan Anang, bentuk kerja sama dan detail teknisnya akan dibicarakan menyusul. Sebelumnya, pihak manajemen Persik telah mengajukan penawaran dalam bentuk sponsor dan kerja sama.

Pihak manajemen Persik sendiri masih akan melakukan pertemuan lagi dengan pangurus untuk membicarakan hasil pertemuan dengan pihak Gudang Garam. "Nanti akan ada pertemuan lanjutan lagi dengan pihak PT Gudang Garam," tambahnya.

Anang sendiri masih berharap ada jalan bagi skuad Persik untuk mengikuti kompetisi Indonesia Super League (ISL). "Nanti kalau kemampuan finansial kami sudah cukup kami akan melaporkan ke PSSI. Diharapkan sebelum RUPS PSSI, terkait kebutuhan finansial ini sudah dapat teratasi," tandasnya.

Baca Selengkapnya ...

Ramadhan Saputra Tetap Akan Tagih Persik Kediri

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Stoper Ramadhan Saputra meninggalkan Persik Kediri dan memilih Martapura FC sebagai tempat berlabuh di kompetisi musim depan. Meski sudah merumput di Martapura FC, Ramadhan masih berusaha mendapatkan empat bulan gaji yang belum dibayar manajemen Persik Kediri.

"Saya sedang berusaha mendapatkan empat bulan gaji saya yang belum dibayarkan manajemen Persik. Mereka berjanji akan melunasinya, tetapi sampai sekarang belum ada kabar. Bahkan manajemen sulit ditelepon," ujar Ramadhan kepada Harian Super Ball.

Menurut Ramadhan, tidak hanya dirinya yang berusaha mendapatkan empat bulan gaji. Seluruh pemain lain di Persik juga belum menerima haknya sebagai pemain profesional. "Kalau pemain lama, tidak cuma empat bulan gaji, tetapi 25 persen kontrak juga belum dibayar manajemen. Kami akan mengadukan ini ke PT Liga Indonesia agar bisa segera diselesaikan," terang Ramadhan.

Kondisi keuangan yang buruk dari manajemen Persik itulah yang membuat Ramadhan enggan melanjutkan kontraknya di Persik. "Kalau masih di Persik, saya khawatir mereka kembali menunggak gaji pemain. Lebih baik saya pindah ke klub yang lebih baik. Tetapi saya dan teman-teman akan tetap berusaha mendapatkan sisa gaji yang menjadi hak saya," papar Ramadhan.

(TribunNews.com)
Baca Selengkapnya ...

Inilah Penyebab Utama Persik Kediri Bubar

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Manajemen Persik Kediri sadar diri sehingga memutuskan membubarkan tim dan tidak mengikuti kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015. Dua faktor utama yaitu tunggakan gaji pemain dan ketiadaan sponsor yang masuk menjadi penyebab tim berjuluk Macan Putih itu gagal lolos verifikasi dan memilih undur diri dari ISL.

“Memang ada kendala yang mengakibatkan kita gagal lolos verifikasi dan tidak bisa berkiprah di ISL musim ini,” kata Ketua Umum Persik Kediri, Barnadi saat dikonfirmasi berada di Malang, Jawa Timur, Jumat (16/1/2015).

Untuk gaji pemain, manajemen Persik masih memiliki tunggakan hutang 4 bulan gaji pemain yang nilai seluruhnya mencapai sekitar Rp 2 miliar. Manajemen pun berjanji akan memberikan hak pemain itu jika telah ada uang yang masuk. Salah satu dana segar yang diharapkan masuk adalah sharing dana dari PT Liga Indonesia (PT LI) saat dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT LI pada 31 Januari mendatang.

Namun Barnadi mengaku tidak mengetahui pasti berapa besar dana yang didapat saat RUPS tersebut. Para pemain pun diminta bersabar jika gajinya dibayar secara bertahap, berdasarkan dana yang ada.

“Kalau dapat dari RUPS PT LI, pasti gaji pemain akan saya bayar. Apakah cukup atau tidak, pokoknya kalau ada uang masuk segera dibayar. Pemain harus bersabar kalau misalnya kami beri 50 persen dulu atau sebagian dulu,” papar Barnadi.

Selain masalah gaji, klub kebanggaan Persikmania itu juga kesulitan untuk menggaet sponsor. Manajemen memang sudah mengajukan proposal ke salah satu pabrik rokok besar yang berbasis di Kediri yakni Gudang Garam. Sayangnya sampai saat ini belum ada jawaban dari perusahaan rokok tersebut.

“Kota kecil seperti Kediri ini sulit untuk menarik minat sponsor, berbeda dengan kota besar seperti Surabaya, Malang, Bandung dan Jakarta. Gudang Garam pun sampai sekarang belum ada jawaban,” ujar Barnadi.

Menurutnya, untuk satu musim kompetisi penuh Persik Kediri butuh dana sedikitnya Rp 15 miliar. Itupun sudah terbilang sangat kecil dengan nilai kontrak pemain yang sederhana. Karena berbagai kesulitan itulah manajamen Persik menyadari jika diputuskan gagal lolos verifikasi PT LI.

“Ini akhirnya yang menjadi keputusan manajemen untuk membubarkan tim dan tidak ikut ISL 2015. Kami akan ikut kompetisi Divisi Utama entah musim ini atau vakum dulu hingga setahun kedepan,” pungkas Barnadi.

(Liputan6.com)
Baca Selengkapnya ...

Persik Gulung Tikar, Persikmania bakal Turun ke Jalan

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Pendukung Persik Kediri yang akrab disebut PersikMania berniat untuk turun ke jalan demi memperjuangkan nasib tim kesayangannya. Mereka kecewa karena manajemen memutuskan untuk membubarkan tim berjuluk Macan Putih tersebut.

Aksi turun ke jalan rencananya akan digelar pada Sabtu, 17 Januari 2015. Keputusan ini diambil Rabu lalu, sebagai respons terhadap langkah PT Liga Indonesia mencoret tim asal Jawa Timur itu dari Liga Super Indonesia (ISL) 2015. Selain Persik, PT Liga selaku operator ISL juga mencoret satu tim lainnya, yakni Persiwa Wamena.

PT Liga sebenarnya masih memberi kesempatan bagi Persik untuk tampil di pentas Divisi Utama musim ini. Namun, manajemen memutuskan untuk membubarkan tim sembari menunggu peluang untuk bisa tampil di kompetisi yang sama pada musim berikutnya. - Ulang Tahun -

Salah seorang Koordinator Lapangan (Korlap) Persik Mania, Yoyok, saat dihubungi VIVAbola mengatakan, langkah mereka turun ke jalan bukan untuk menolak keputusan PT Liga. Namun, upaya tersebut lebih kepada meminta pertanggungjawaban dari manajemen dan walikota Kediri agar memikirkan nasib Persik ke depannya. Mereka juga akan menuntut peran lebih dari PT Gudang Garam yang berbasis di Kediri.

Gudang Garam jadi salah satu harapan suporter karena kabarnya masih ada peluang untuk tetap bermain di ISL musim ini, asalkan manajemen sudah melunasi tunggakan gaji pemain selama 4 bulan. Namun, bukan sekadar kebutuhan dana yang membuat sulit manajemen.

Persik diwajibkan menyetor dana deposit sebesar Rp5 miliar plus minimal Rp15 miliar untuk kebutuhan musim ini. Jika ditotal, kebutuhan dana yang harus segera dicari hingga akhir Januari ini, kurang lebih sebesar Rp25 miliar.

“Apapun yang terjadi, Persik harus main (di ISL). Jika Persik tidak bertanding, kami akan meminta pertanggungjawaban manajemen dan walikota untuk memikirkan nasib Persik. Kami juga akan menemui manajemen Gudang Garam agar peduli dengan nasib Persik,” kata Yoyok saat dihubungi VIVAbola, Jumat, 16 Januari 2015.

Sementara itu, Asisten Manajer Persik, Rudi Hermanto, tidak memungkiri bahwa kemampuan tim kebanggaan publik Kota Tahu itu hanya bertanding di Divisi Utama.

"Berapa dana yang bisa kami dapat jika tampil di ISL. Apalagi, sejumlah sponsor belum memberikan lampu hijau, termasuk Gudang Garam,” keluhnya.

(VivaBola.co.id)
Baca Selengkapnya ...

Perjalanan Persik Kediri Berakhir

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Perjalanan klub sepak bola Persik Kediri hampir pasti berakhir. Pengurus klub menyatakan tak bisa melanjutkan pengoperasian tim karena mengalami defisit keuangan luar biasa.

Sekretaris Persik, Barnadi, mengatakan tak ada lagi jalan keluar untuk menyelamatkan timnya. Berhentinya kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Kediri dan minimnya sponsor yang mau membiayai Persik menjadi alasan bangkrutnya tim ini.

"Tak ada uang sama sekali untuk melanjutkan kompetisi, meski turun (dari Liga Super Indonesia 2014) ke Divisi Utama (tahun ini)," katanya kepada Tempo di sekretariat Persik, di Jalan Diponegoro, Kota Kediri, kemarin.

Dengan raut kesedihan yang mendalam, Barnadi mengatakan kelangsungan Persik sudah hampir pasti selesai. Bahkan sebenarnya, sejak kompetisi Liga Super Indonesia tahun lalu, keuangan Persik sudah bangkrut. Tim itu tak memiliki dana sama sekali dan justru meninggalkan utang gaji pemain yang tak sedikit.

Namun tim berjulukan Macan Putih ini tetap bisa mengikuti Liga Super Indonesia setelah mantan manajer Persik yang kini menjabat manajer Arema Cronus Malang, Iwan Budianto, memberikan kucuran dana segar senilai Rp 6 miliar. Dana itulah yang menjadi modal Persik melakoni kompetisi Liga Super tahun lalu, meski dengan kondisi serba terbatas. "Sekarang, setelah Mas Iwan angkat tangan, kami tak bisa apa-apa," kata Barnadi. - Prasmanan Pengantin -

Karena itu, meski pengurus bisa menerima pencoretan PT Liga dari Liga Super Indonesia 2015 ke Divisi Utama Liga Indonesia tahun ini, tak ada uang sama sekali untuk melakoni kompetisi itu. Bahkan, hingga kini, utang pengurus ke berbagai pihak terus menumpuk. Yang terbesar adalah utang gaji kepada pemain yang sudah lama ditunggak.

Tanda-tanda kebangkrutan inilah yang membuat pengurus mulai melepas pemain mereka untuk dipulangkan dari penginapan pemain. Mereka dibebaskan untuk mencari klub lain sambil menunggu manajemen Persik menyelesaikan tunggakan gaji mereka. "Kita bebaskan mereka keluar," kata Barnadi dengan nada pasrah.

Barnadi sendiri mengaku tak begitu kaget atas situasi ini. Bahkan, secara pribadi, dia berharap PT Liga sudah mendepak Persik sejak tahun lalu saat melakukan verifikasi administrasi dan lapangan. Namun, karena PT Liga masih memandang Iwan Budianto, akhirnya tim itu diloloskan pada tahapan verifikasi setelah menerima kucuran dana dari Iwan.

Karena itu, alasan PT Liga kali ini untuk mencoret Persik dengan dalih tak lolos verifikasi administrasi dan lapangan dinilai cukup ganjil. Kepada pengurus Persik, PT Liga mengatakan Persik tak memiliki stadion yang layak karena hanya mampu menampung 15 ribu penonton. Sedangkan idealnya, daya tampung stadion adalah 30 ribu penonton. "Harusnya sejak dulu Persik dicoret karena daya tampungnya memang kecil," kata Barnadi.

Minimnya kapasitas tribun penonton inilah yang turut memicu kebangkrutan Persik dengan menyumbang pendapatan penjualan tiket sebesar Rp 1,2 miliar dalam satu musim kompetisi. Padahal Stadion Kanjuruhan Malang pernah mencatatkan angka yang sama dalam hanya satu kali pertandingan karena daya tampungnya yang besar dengan tiket yang mahal.

Kini Barnadi tak bisa berbuat apa-apa setelah Persik dalam kondisi bangkrut. Dia justru menyatakan akan berkonsentrasi pada pemain di bawah usia 19 tahun atau U-19 dan melepas tim yang pernah menjuarai divisi tertinggi Liga Indonesia tersebut.

Sedangkan Manajer Persik, Anang Kurniawan, mengatakan utang gaji pemain ini mencapai angka Rp 4 miliar. Rata-rata gaji mereka diutang selama 2-4 bulan. Dia mengakui hingga saat ini tak ada satu pun sponsor besar yang mau membiayai klubnya, termasuk Gudang Garam. Beberapa sponsor yang bekerja sama masih bertaraf kecil, seperti membiayai pembuatan seragam dan kegiatan operasional lain. "Tapi kami akan berjuang sampai injury time," katanya dengan nada menerawang.

Sayang tak ada satu pun pemain yang bisa dimintai komentar tentang hal ini. Kemarin sore, suasana di Sekretariat Persik, yang biasanya diwarnai lalu-lalang pemain, tak ada aktivitas. Beberapa pengurus tampak terduduk lesu di ruangan sambil mengisap rokok. Tampak koordinator suporter Persik, Henri Ego, mondar-mandir bersama anggotanya. Mereka segera menghindar dan masuk ke ruangan tertutup saat melihat kehadiran wartawan.

(Koran Tempo)
Baca Selengkapnya ...