Buktinya, dalam dua laga tersebut di Stadion Brawijaya dihadiri sekira 15.000 Persikmania. Jumah itu termasuk tertingi sejak klub berjuluk Macan Putih melorot ke kompetisi kasta kedua. Malah jauh lebih baik dibanding musim lalu kala Persik masih berjibaku di Divisi Utama PSSI.
Animo Persikmania musim lalu terbilang paling rendah dan rata-rata hanya ditonton sekitar 4000 suporter. Salah satu aspek yang membuat Persikmania kembali memadati stadion adalah prestasi Macan Putih di awal liga. Sejauh ini tim ramuan Aris Budi Sulistyo belum tersentuh kekalahan di empat laga.
Persik yang nangkring di posisi teratas Grup 5, mencatat tiga kali kemenangan lawan PSIM Yogyakarta, Rezha Mojokerto Putra dan Persewangi Banyuwangi. Persik hanya memperoleh hasil imbang kala melakoni laga tandang ke Stadion Krida, markas PPSM Magelang.
Persik memang belum sempurna. Lemahnya penyelesaian akhir para striker membuat Persikmania masih menganggap itu sebagai problem utama sekaligus pekerjaan rumah (PR) buat Aris Budi. Walau begitu, Persikmania musim ini lebih optimistis timnya bisa promosi ke ISL musim depan.
''Awal musim cukup menjanjikan. Kami melihat ada perubahan dibanding musim lalu. Itu yang membuat kami lebih bersemangat ke stadion. Tapi jujur saja persoalannya masih sama, yakni lemah di penyerang. Tapi kami akan terus mendukung Persik dengan datang langsung ke stadion,” cetus Didit Nur Cahyo, 25, salah satu Persikmania.
Kembalinya aura di Stadion Brawijaya juga membuat pelatih Aris Budi senang dan ingin situasi itu dipertahankan. Selain bisa memberikan pemasukan untuk manajemen, juga berefek positif pada perjuangan pemain di lapangan. Aris Budi mengakui timnya sangat bersemangat dengan banyaknya Persikmania yang hadir di stadion.
''Situasi seperti ini mengingatkan saat Persik masih bertanding di Divisi Utama (sebelum era ISL). Saya sendiri semakin tertantang untuk menjadikan Persik lebih baik, karena penonton datang ke stadion juga karena prestasi tim. Tentu keberadaan Persik menjadi motivasi tersendiri bagi tim,” jelasnya.
Aris Budi Sulistyo merupakan salah satu saksi hidup jatuh bangunnya Persik di persepakbolaan Indonesia. Baik sebagai pemain maupun pelatih, dia pernah merasakan tim ungu menggapai masa keemasan dengan menjuarai Divisi Utama 2003 dan 2006. Di lain waktu, dia juga merasakan pahitnya terdegradasi.
Dia juga mengakui situasi Persik sempat mengalami kemerosotan, ketika pamor tim redup drastis dan ditinggal banyak supporter. “Salah satu momen paling tidak enak itu kalau supporter malas ke stadion. Karena itulah kami sangat gembira dengan banyaknya Persikmania di Stadion Brawijaya musim ini,” imbuhnya.
Perbedaan situasi juga diakui Pelatih Kiper Persik Kediri Andi Syukrian. Pelatih kiper yang juga merasakan jatuh bangunnya Persik, sangat berharap kembalinya Persikmania terbayar di akhir kompetisi nanti. Dia yakin jika Persik bisa terus stabil, jumlah Persikmania yang membanjir ke Stadion Brawijaya bakal semakin besar.
“Saya memimpikan Persik ini seperti masa-masa kejayaan di era 2003 dan 2006. Tim tampil sangat bagus, fanatisme supporter juga luar biasa. Itu sempat hilang setelah kami terdegradasi dan kesulitan finansial hingga susah membangun tim. Semoga kali ini Persik jauh lebih berhasil dan memberikan promosi ke Persikmania,” tutur Syukrian.
TENUN IKATKAOS KEDIRIBATIKJersey Bola Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey