Selamat Datang di Viva Persik
Info Seputar Kediri dan sekitarnya, Persik Kediri dan Persikmania

PG Pesantren Baru Juara PSSI Kediri 2014

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Pabrik Gula Pesantren Baru sukses mempertahankan gelar Juara Kelas Utama kompetisi internal PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) Kota Kediri, dalam laga final yang diadakan Minggu, 19 Oktober 2014 di Lapangan Sepak Bola Brawijaya. Tim Pabrik Gula Pesantren Baru berhasil mengalahkan Tim POP (Persatuan Olah Raga Polresta) Kota Kediri dengan skor 2-0.

Pertandingan disaksikan langsung oleh General Manager Pabrik Gula Pesantren Baru Drs.H. Arifin, MM, para manager, asisten manager dan segenap karyawan untuk memberikan semangat kepada tim kesayangannya. Menurut Arifin, Tim Pabrik Gula Pesantren Baru menjadi juara bukan suatu kebetulan tapi karena selama ini pemainnya berlatih keras dan disiplin mengikuti instruksi pelatih. Terbukti tahun ini kami menjadi jawara lagi, meski mempertahankan gelar jauh lebih sulit daripada merebut juara.

Tidak hanya sepak bola PG Pesantren Baru yang menunjukkan taringnya, tim futsal, bulutangkis, bola voli, dan tennis lapangan kami sangat diperhitungkan kemampuannnya di wilayah Karesidenan Kediri khususnya dan Jawa timur pada umumnya.

“Semua tim olah raga adalah karyawan Pabrik Gula Pesantren Baru yang selalu kami bina sesuai dengan kemampuannya. Semoga pemain–pemain dari Pabrik Gula Pesantren Baru bisa menjadi pemain nasional, “ pungkas Arifin.
(Uilinanto)
Baca Selengkapnya ...

UMK Kediri Diprediksi Sebesar Rp. 1.325.000,-/bulan

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Dewan Pengupahan Kota Kediri sudah mengirimkan nilai besaran upah minimal Kota Kediri 2015 ke Pemprov Jatim. Namun besaran kenaikan UMK belum disebutkan untuk menghindari terjadinya gejolak.

Namun dari berbagai sumber yang dihimpun Surya Online, besaran UMK Kota Kediri 2015 diprediksi mencapai Rp 1.325.000 per bulan. Jumlah itu naik dibanding UMK 2014 yang hanya Rp 1.165.000 per bulan. Kabag Humas Pemkot Kediri Drs Djawadi saat dikonfirmasi menyebutkan, usulan UMK Kota Kediri jelas ada kenaikan. Namun berapa besarannya kenaikan tersebut tidak usah diekspos dahulu supaya tidak menimbulkan gejolak.

"Pengumuman penetapan UMK Kota Kediri 2015 dilakukan bersama daerah lain akan disampaikan langsung gubernur," ungkap Drs Djawadi, Kabag Humas Pemkot Kediri kepada Surya Online, Rabu (22/10/2014).

Disebutkan Djawadi, penetapan UMK Kota Kediri telah sesuai dengan hasil survei kebutuhan hidup layak (KHL) di Kota Kediri. Survei telah dilakukan di sejumlah pasar tradisional.

"Survei penentuan kebutuhan hidup layak masyarakat ini berdasar parameter dan rumusan yang sudah ditentukan pemerintah. Penetapan UMK juga telah melalui pembahasan di dewan pengupahan," jelasnya.

Diakui Djawadi, proses penetapan UMK Kota Kediri berlangsung cukup alot. Karena penentuan akhirnya harus mengakomodir berbagai kepentingan pengusaha maupun buruh. "Berapa UMK Kota Kediri 2015 tergantung keputusan dari Gubernur Jatim," jelasnua.

Sumber Surya Online menyebutkan, jika mengacu pada hasil survei KHL UMK Kota Kediri diprediksi mencapai sekitar Rp 1.325.000 per bulan. Tahun lalu UMK Kota Kediri mencapai Rp 1.165.000 per bulan. Namun keputusan akhirnya bakal mengacu UMK daerah lainnya.

(sumber:Harian Surya)
Baca Selengkapnya ...

Kejaksaan Bingung Periksa Dugaan Korupsi Ruko Brawijaya

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Penyidikan kasus dugaan korupsi pembangunan ruko Stadion Brawijaya Kota Kediri, Jawa Timur terhambat. Kejaksaan Negeri Kota Kediri sulit memeriksa para saksi, karena banyak penyewa yang kini telah berpindah tangan dan berpindah tempat.

Kepala Kejaksaan Negeri Kota Kediri Amiek Mulandari mengatakan, dari sekitar 50 orang saksi yang telah dipanggil untuk dimintai keterangan, namun baru belasan orang yang bersedia datang. Hal itu terjadi, karena sebagia besar penyewa sudah berpindah.

"Kami sudah mengirimkan surat panggilan kepada sekitar 50 orang. Mereka adalah para penyewa ruko. Namun yang datang hanya belasan orang, umumnya dari penyewa baru. Sedangkan sebagian besar penyewa lain kini sudah berpindah," kata Amiek Mulandari, Rabu (22/10/2014).

Ruko stadion Brawijaya Kota Kediri sebanyak 66 unit. Seluruh ruko telah disewa oleh sejumlah pihak. Namun, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan Kejaksaan Negeri Kota Kediri, uang sewa ruko tidak disetor ke Kas Daerah (Kasda). Padahal, pembangunan ruko didanai oleh APBD.

Kejaksaan telah menetapkan mantan Direktur PD BPR Kota Kediri Tri Waspodo sebagai tersangka. Dia adalah orang yang menyewakan ruko-ruko tersebut ke sejumlah pihak.

Berkembang, Kejaksaan menemukan adanya indikasi dugaan penjualan sebuah ruko dilakukan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Saiful Muslimin. Tetapi, proses penyelidikan terhadap Saiful Muslimin urung dilakukan, karena yang bersangkutan saat ini tengah jatuh sakit.

"Ada yang dijual, tapi belum masuk penyidikan. Itu karena pak Saiful Muslimin, sebagai seseorang yang diduga menjual ruko dalam keadaan sakit. Sehingga kami tidak bisa memeriksanya," jelas Amiek Mulandari.

Indikasi jual-beli satu unit ruko oleh Saiful Muslimin, imbuh Amiek dibuktikan dengan temuan akta jual-beli. Sehingga, sesuai prosedur penyelidikan, pihak Kejaksaan seharusnya memintai keterangan baik pihak penjual maupun pihak pembeli.

"Karena ada akte jual-beli, maka secara hukum, siapa yang menjual, siapa yang membeli harus dimintai keterangan. Kalau yang membeli sudah diperiksa, " imbuh Amiek Mulandari.

Pihak Kejaksaan tidak dapat menentukan lamanya waktu penyelidikan dan penyidikan hingga kasus tersebut selesai. Sebab, kata Amiek, serangkaian proses harus dikerjakan secara akurat. Begitu juga dalam memutuskan tersangka, pihaknya, tidak mau gegabah, karena harus didukung oleh dua alat bukti yang sah.

(nng/beritajatim.com)
Baca Selengkapnya ...

OJK Kediri Temukan Kredit Macet Rp 2 Miliar

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri menemukan adanya jumlah kredit macet perbankan wilayah Kediri dan Madiun hingga Rp 2 miliar. OJK saat ini sedang mengawasi belasan bank yang sedang mengalami kredit macet tersebut.

Kepala OJK Kediri Bambang Hermanto menegaskan, ada sekitar 12 lembaga perbankan yang mengalami kondisi seret, dengan nilai total kredit macet sebesar Rp 2 miliar tersebut. Kondisi kredit macet beragam mulai 0,1 persen hingga 30 persen.

“Terkait adanya kredit macet di sejumlah perbankan wilayah Kediri dan Madiun ini, OJK melakukan pengawasa ketat terhadap lembaga perbankan yang mengalami persoalan tersebut. Total kredit macetnya hingga 30 persen dari jumlah kredit yang digulirkan,” kata Bambang Hermanto, Selasa (21/10/2014).

Selain kredit macet, imbuh Bambang, OJK Kediri mendeteksi ada bank yang kondisinya oling dalam sirkulasi uang. Kondisi itu ditengarai akibat masalah internal perbankan yang dipicu buruknya manajemen lembaga perbankan.

Diketahui, OJK merupakan lembaga resmi yang berfungsi mengawasi sistem perbankan nasional. Ada 79 lembaga perbankan yang kini dalam pengawasan otoritas jasa keuangan OJK Kediri. Bank-bank itu tersebar di wilayah Kediri dan Madiun.

(nng/but/beritajatim.com)
Baca Selengkapnya ...

Kediri Belajar Tangani Sampah ke Malang

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya
Berbagai upaya dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Kediri, Jawa Timur untuk mengatasi persoalan sampah. DKP mengajak Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) belajar tata cara mengelola sampah dengan jalan study banding ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan DKP Kota Kediri Endang Kartika mengatakan, study banding bertujuan untuk membuka cakrawala masyarakat dalam mengelola sampah. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari sejumlah upaya yang sudah ditempuh DKP, antara lain, membentuk Kader Bank Sampah, melakuka pembinaan pada masyarakat tentang cara memanfaatkan sampah menjadi barang bernilai ekonomis.

"Kegiatan ini untuk membuka wacana para KSM agar megetahui dikelola seperti apa kedepannya TPS yang ada di kota kediri, sehingga volume sampah di kota Kediri bisa berkurang, dan bagaimana sampah bisa dijadikan berkah untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi warga yang peduli dengan sampah," kata Kabid Kebersihan DKP Kota Kediri Endang Kartika, Selasa (21/10/2014).

Dalam study banding ini, imbuh Endang Kartika, peserta diberikan wawasan untuk ikut berpikir berpikir bersama tentang masalah sampah, bagaimana cara mengolah sampah, memanagemen sampah yang baik sehingga tidak menimbulkan permasalahan yang baru dalam pengelolaan sampah.

"Jika kita berbicara masalah sampah, ini adalah masalah sosial, jika kita berpikir masalah bisnis sebuah TPST juga tidak akan berhasil, untuk itu harus benar orang-orang yang peduli masalah lingkungan," ungkap Supardi Ketua TPST Mulyoagung.

Menurutnya, jika pengelolaan dan Mangemen sampah dilakukan dengan baik, ini akan menjadi berkah bagi masyarakt yang peduli dengan lingkungan, paling bisa ikut berpartisipasi mendukung program pemerintah dalam menjaga kebersihan dan pengurangan angka pengangguran.

"Seperti halnya disini, selain lingkungan bersih, kami mampu menyerap tenaga kerja dari warga yang kurang mampu hingga 80 orang dengan gaji mencapai Rp 900 ribu hinga Rp 1,5 juta" terangnya.

Dia menjelaskan, jika TPST yang dia kelola ini mampu menampung sampah Organik dan non Organik hingga 2 ton perhari, dan dalam melakukan pemilahan sampah hanya dilakukan satu hari, sehingga tidak ada sampah yang menginap dalam TPST nya dan tidak menimbulkan bau yang menyengat.

Saat ini TPST Mulyoagung ini menampung dari 8000 rumah tangga dengan volume sampah 2 ton perhari. Dengan jumlah ini yang mampu dikelola dengan jumlah sampah yang berhasil di kelola 49 persen lapak benih jual, 39 persen dijadikan pupuk organik, dan hanya 12 persen sampah yang tidak bisa dikelola.

Sementara itu, dari data DKP kota Kediri, saat ada 5 rumah kompos di Kota kediri, yakni rumah kompos Banjar Melati, Rumah Kompos Bujel, Dandangan, Bandar lor, Ngronggo. Kelima rumah kompos ini belum mampu berfungsi secara maksimal sehingga DKP kota kediri berencana akan mengirim KSM untuk pelatihan ke TPST Mulyoagung Malang.
(nng/but/beritajatim.com)
Baca Selengkapnya ...

Jokowi dan Busana

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Dilema Busana Jokowi - Oleh: Jean Couteau

Joko! Aku kini tak tahu bagaimana memanggil kau. Tetapi, mumpung kau masih capres saja, belum resmi menjadi presiden, aku tetap menyebut kau, ya! Dengan istilah ”kau” itu lebih akrab, dan lebih bebas! Menjadi ”bebas-bersih” bagi kau tetap penting, kan?

Aku yakin bahwa di rak baju-kau masih tersimpan banyak kemeja ”berkotak-kotak” yang telah disetrika licin oleh istri kau sendiri. Aku suka gaya kau itu! Jauh lebih cocok daripada memakai setelan jas: ”bikin” panas, dan tak enak menggerakkan badan! Apalagi, bila ditambah dasi, bisa mencekik. Susah kan? Lain dengan baju kau itu, yang kerah lehernya selalu terbuka: lebih mudah bernapas, dan bisa ”memutar” kepala seenaknya. Akibatnya pikiran lebih jernih. Dan tampilan kau itu lebih pas juga: kau tampak sebagai pekerja.

Tapi Joko, terus terang, aku khawatir bahwa setelah kau selesai dilantik dan diiringi staf khusus ini dan penasihat IMF itu, kau terus ”disuruh” mengenakan pakaian yang belum tentu cocok bagi kau. Lebih baik kau tetap menjadi diri kau sendiri–si Joko yang bergaya ”wong cilik”, yang kami semua cintai itu.

Aku tahu, itu mustahil. Memang kau akan sekali-kali mengenakan beskap Jawa dan sarung, apakah di rumah atau untuk Jumatan. Tetapi selebihnya, untuk bekerja, apa yang kau akan kenakan? Baju kotak-kotak andalan kau itu? Mungkin, tapi kau akan dianjurkan tampil berwibawa. Akan ditawari bermacam-macam jas kebesaran. Di situ bisa muncul kesulitan kau, Joko, bila tidak pinter, apalagi bila lupa diri!

Aku sudah bisa membayangkan gelagat cecunguk-cecunguk yang bakal mendekati kau untuk menawarkan kau busana yang ’keren’. Akan ada yang berhidung mancung, yang berlagak polos nan suci dan lain-lain sejenisnya. Mereka kini sudah siap ”mengantre”, siap menawarkan kau potongan setelan ini dan itu, disertai aneka dasi yang warnanya indah, tetapi cekikannya tak enak.

Di antaranya pasti akan ada yang menawarkan jas yang kantongnya sengaja ditinggalkan amplop. Akan ada juga yang ingin kau bergaya longgar, atau sebaliknya berpakaian ketat nan kaku. Bahkan akan ada juga yang coba memaksakan busana afkiran pra-1998. Karena itu, kau akan susah menentukan pilihan yang pas. Semua akan dikatakan kuat dan elegan, dan kalau mahal, dicap bermutu ”internasional”.

Pasti kau bingung. Maka, sebelum menentukan pilihan, bukalah dulu kancing depan setelan jas kau itu, renggangkan dasi—dan bernapaslah lebar-lebar sambil menengadah ke atas. Kau akan lebih mudah memilih jas kebesaran yang betul-betul cocok bagi diri kau–apalagi bila di bawahnya kau tetap memakai baju kotak yang khas itu. Aku serius, loh!

Tetapi, sekali lagi, Joko, maafkan kelancangan aku, karena aku ada kekhawatiran lain. Baju kotak-kotak kau memang mewakili dirimu dengan baik, tapi sebenarnya tak cukup pula. Dengan baju itu, kau telah dapat bertemu dengan ”Ibu Heli tukang cuci dari Manado”, ”Pak Abdullah nelayan dari Belawan” atau ”Pak Asep yang guru di Jawa Barat” itu–orang yang telah kau sendiri catat namanya. Mereka mengenal kau, dan menghormati kau dan baju kau.

Aku bisa menebak mereka juga nyoblos nomor pencalonan kau. Tetapi sebenarnya ada juga kelompok warga yang tak kurang penting kau perhatikan. Oh… bukan wong cilik yang bisa membeli baju berkotak-kotak, tetapi justru mereka yang tak mampu membedakan antara baju itu dan baju jas berdasi. Kaum yang kadang teriak, tapi tak pernah bersuara. Mereka yang ’kere’ yang juga dapat diiming-imingi uang untuk menyoblos siapa saja. Maka setiap kau ragu, Joko, setiap kali dikeroyok cecunguk-cecunguk, pikirkanlah mereka semua yang tak ”mencintai” kau ini, tetapi yang wajib kau cintai, apa pun busana yang kelak kau pakai.

Bila kau berhasil, siapa tahu, kau akan mampu menyulap angan-angan kita menjadi realita yang nyata. Wallahualam.
Baca Selengkapnya ...

Hasil Perhitungan Suara Pilpres 2014 di Kota Kediri

Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya

Sebuah gerakan partisipasi netizen independen yang berpihak pada kebenaran data. Mengawal suara rakyat dan mendukung penuh demokrasi Indonesia tercinta. Data di situs ini berasal dari scan form C1 yang dipublish oleh KPU dan didigitisasi dengan bantuan relawan netizen yang independen. Website www.kawalpemilu.org ini adalah bukan website resmi KPU dan angka bukan merupakan perhitungan resmi dari KPU.



Baca Selengkapnya ...