Aris menjelaskan, dipilihnya markas Persebi Boyolali tersebut memang keinginan langsung tim Perseta Tulungagung selaku tuan rumah. Menurutnya, alasan finansial membuat laga derby Jatim tersebut batal digelar di Solo.
“Rencana semula memang digelar di Solo, namun sewa stadion di Sriwedari ternyata mahal sekitar Rp 125 juta, lagi pula di sana tidak ada pagarnya jadi kemungkinan pengeluaran Perseta lebih besar. Namun, pindah ke Stadion Pandanaran juga atas rujukan langsung dari PSSI,” jelas dia.
Kata Aris, dipindahnya pertandingan dari Solo menuju Boyolali memang sedikit merugikan skuadnya. Pasalnya, secara kualitas lapangan, rumput di Stadion Pandanaran masih kalah bagus dari Stadion Sriwedari.
“Permukaan tanah di sana (stadion Pandaran) tidak rata, ini menjadi kerugian bagi kita. Apalagi kita sudah pernah main di Sriwedari, jadi sudah tahu karakter lapangan dan rumputnya,” tambah mantan pemain Arseto Solo itu.
Lanjut Aris, meskipun laga melawan Perseta dipindah ke Boyolali, namun dua laga lainnya yakni saat Persik Kediri menghadapi Persisko Tanjung Jabung Jambi (24/8) dan PSCS Cilacap lima hari kemudian dipastikan digelar di Kota Solo.
“Laga melawan PSCS sebenarnya kami minta diundur Jumat, 30 Agustus, namun kelihatannya tetap tidak diizinkan pihak Polda Jawa Timur. Jadi kemungkinan besar pertandingan tetap di Solo,” tambahnya.
Seperti diketahui, rencananya tiga laga tersisa pada babak 12 besar ini direncanakan akan dipindahkan ke Stadion Manahan Solo. Pasalnya, Persik tak memungkinkan menggelar pertandingan di kandang sendiri Stadion Brawijaya, karena tak mendapat izin dari otoritas keamanan setempat.
“Adanya pemilihan Gubernur kami harus mencari tempat lain sebagai alternatif. Tiga laga yakni melawan Perseta (Tulungagung), PSCS (Cilacap) hingga Persisko (Tanjung Jabung Barat) terpaksa dipindah di luar kandang,” ungkap dia sebelumnya.
(Ronald/koranjoglosemar) Kediri 99out of 100 Review of : VivaPersik Jumlah Voting : 9999 Orang. Kediri Kuliner Prediksi Bola Jersey